LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“Pembuatan
Sabun Sederhana”
Dosen :
Adi Riyadhi,
M.Si
(download at http://www.4shared.com/file/KEendcwj/laporan_sabun.html?)
Ditulis oleh :
Kelompok II
Fuady Hanief
Andriesta
Saputri
Pranisa
Syifadelima
Ali Panca
LABORATORIUM
KIMIA
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Tujuan dan Manfaat
·
Mengetahui
bahan-bahan dasar dalam pembuatan sabun dan memahami cara kerja sabun
·
Mampu menentukan
massa unsur pembentuk sabun
·
Mengetahui
komposisi yang tepat pembuatan sabun
·
Mencari variatif
sabun
I.2.
Perbandingan Cara Kerja dari Literatur lain
Metode pembuatan
sabun banyak macamnya, diantaranya dengan menggunakan pemanasan utnutk
mempercepat reaksi, akan tetapi pada percobaan ini tidak menggunakan pemanasan
tetapi dengan metode pengadukan dengan menggunakan stirrer atau blender.
I.3.
Dasar Teori
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang
besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama
dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak
(bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang
bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat
hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan
air.
Sabun adalah salah satu
senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara
aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa
alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu
bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak
atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun
digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun
dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun
di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau
lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun.
Proses ini disebut Saponifikasi.
Reaksi penyabunan
(saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida
dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi
penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3
NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun
atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai
produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun
merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih
keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya
dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua
wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun.
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun
cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis
minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak
kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak
kacang, dan minyak biji katun.
BAB II
ALAT
1.
Nama
Alat : Stirrer
Gambar :
Harga
Alat : Rp. 3.750.000,-
Lama Penggunaan : 2
Jam
Biaya
penyusutan alat : Rp.
500,-
Cara
Kerja Alat :
1. Pastikan
instrument telah terhubung ke stop kontak
2. Tempatkan
wadah yang akan dilarutkan di tengah stirrer
3. Hidupkan
alat dengan indicator lampu telah menyala
Kecepatan dapat diatur dengan memutar tuas pada
stirrer
2.
Nama
Alat : Piala Gelas
Gambar :
Harga
Alat : Rp. 80.000,-
Lama
Penggunaan : 2 Jam
Biaya
penyusutan alat : Rp.
20,-
Cara
Kerja Alat : -
3.
Nama
Alat : Gelas Ukur
Gambar :
Harga
Alat : Rp. 75.000,-
Lama Penggunaan : 2
Jam
Biaya
penyusutan alat : Rp.
20,-
Cara
Kerja Alat : -
4.
Nama Alat : Neraca
Gambar :
Harga
Alat : 15 juta
Lama
Penggunaan : 15 menit
Biaya
penyusutan alat : Rp.
1500,-
Cara
Kerja Alat :
1. Tekan
“tare” hingga display menunjukkan 0.00000g.
2. Tambahkan contoh dan
tutup pintu pembatas
3. Biarkan neraca stabil
saat membaca bobot contoh
5.
Nama
Alat : Cetakan
Gambar :
Harga
Alat : Rp. 10.000,-
Lama
Penggunaan : 2 hari
Biaya
penyusutan alat : Rp.
5,-
Cara
Kerja Alat : -
BAB III
BAHAN
1. Nama
Bahan : Minyak Sawit
Gambar
Molekul :
|
Jumlah
Menurut Modul : 250 g
Jumlah yang
Digunakan : 50 g
Prediksi
Harga : 15 rb
MSDS : -
Pengolahan
Limbah : -
2.
Nama Bahan : Minyak Jagung
Gambar
Molekul :
Asam laurat
|
Asam dodekanoat
|
Nama lain[sembunyikan]
asam n-dodekanoat; asam dodesilat;
asam dodekoat; asam laurostearat; asam vulvat; Asam
1-Undekanakarboksilik; ;
C12:0 (Jumlah lipid) |
Jumlah
Menurut Modul : 100 g
Jumlah yang
Digunakan : 20 g
Prediksi
Harga : 15 rb
MSDS : -
Pengolahan
Limbah : -
3.
Nama Bahan : Minyak Jagung
Gambar
Molekul :
Asam palmitat[1]
|
Asam heksadekanoat
|
Nama lain[sembunyikan]
|
Jumlah
Menurut Modul : 140 g
Jumlah yang
Digunakan : 28 g
Prediksi
Harga : 15 rb
MSDS : -
Pengolahan
Limbah : -
4.
Nama Bahan : NaOH
Gambar
Molekul :
Natrium Hidroksida
|
Natrium Hidroksida
|
Nama lain
Soda kaustik
|
Jumlah
Menurut Modul : 75.5 g
Jumlah yang
Digunakan : 16 g
Prediksi
Harga : 627 rb/liter
MSDS :
Informasi produk
|
|
Grade
|
ACS,Reag. Ph Eur
|
Synonyms
|
Soda caustic
|
Rumus kimia
|
HNaO
|
Formulasi kimia
|
NaOH
|
Kode HS
|
2815 11 00
|
Nomor EC
|
215-185-5
|
Massa molar
|
40.00 g/mol
|
Nomor indeks EC
|
011-002-00-6
|
Nomor CAS
|
1310-73-2
|
Data kimia dan fisika
|
|
Kelarutan di dalam air
|
1090 g/l (20 °C)
|
Titik leleh
|
323 °C
|
Massa molar
|
40.00 g/mol
|
Densitas
|
2.13 g/cm3 (20 °C)
|
Angka pH
|
14 (50 g/l, H2O, 20 °C)
|
Titik didih
|
1390 °C (1013 hPa)
|
Tekanan uap
|
(20 °C)
|
Informasi keselamatan berdasarkan GHS
|
|
Hazard Statement(s)
|
H290: Dapat merusak logam-logam.
H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius. |
Precautionary Statement(s)
|
P280: Gunakan pakaian/ sarungtangan
pelindung / pelindung mata/ muka.
P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah. P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. |
Signal Word
|
Bahaya
|
Hazard Pictogram(s)
|
|
RTECS
|
WB4900000
|
Kelas penyimpanan
|
8 B Tidak mudah
terbakar, zat korosif
|
WGK
|
WGK 1 agak berbahaya
untuk air
|
Disposal
|
13
Basa dan senyawa turunan alkohol harus diencerkan jika perlu dengan diaduk dengan hati-hati ke dalam air dan kemudian dinetralisir (gunakan sarung tangan, lakukan di lemari asam!) dengan asam hidroklorat (Kat.No. 100312). Sebelum dimasukkan ke dalam wadah D, periksa derajat keasaman (pH) dengan strip/lembar indikator pH-Universal (Kat. No. 109535). |
Informasi keselamatan kerja
|
|
Frase R
|
R 35
Mengakibatkan luka bakar yang parah. |
Frase S
|
S 26-37/39-45
Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.Pakai sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang sesuai.Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin). |
Jenis-jenis bahaya
|
Korosif
|
Hazard Symbol
|
Corrosive
|
BAB IV
CARA KERJA
1.
Diagram blok
2.
Safety and Security
Untuk keselamatan dan keamanan maka
diwajibkan menggunakan peralatan laboratorium seperti jas lab, masker, kaca
mata, sarung tangan serta alat yang menjaga keselamatan dan keamanan di
laboratorium.
3.
Penjelasan dari tujuan langkah
Tujuan melumuri cetakan dengan minyak
supaya mudah untuk melepas sabun (tidak terlalu rekat). Melarutkan NaOH/KOH
sedikit demi sedikit kedalam beaker glass yang sudah terisi supaya mengurangi
terjadinya reaksi berlebih (eksoterm). Proses pengadukan ditutup untuk
menghindari cipratan dari NaOH/KOH.
4.
MSDS bahan
Data fisik
ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan : Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau : Tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam air.
Kepadatan : 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
Sifat Kimia
Penampilan : Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau : Tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam air.
Kepadatan : 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
Sifat Kimia
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab.
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida.
Stabilitas dan Reaktivitas
a. Stabilitas: Stabil di bawah kondisi penggunaan dan penyimpanan biasa
b. Berbahaya Dekomposisi Produk: Tidak ada produk dekomposisi berbahaya.
c. Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi.
c. Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi.
d. Tidak kompatibel: Sodium hidroksida kontak dengan asam dan senyawa
halogen organik dapat menyebabkan reaksi kekerasan. Kontak dengan nitromethane
dan senyawa nitro serupa menyebabkan pembentukan sensitif garam shock. Kontak
dengan logam seperti aluminium, magnesium, timah, dan seng menyebabkan
pembentukan gas hidrogen mudah terbakar. Sodium hidroksida, dalam larutan
cukup, mudah bereaksi dengan berbagai gula untuk menghasilkan karbon monoksida.
e. Kondisi
Hindari: Panas, kelembaban, incompatibles.
BAB V
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.
HASIL
Adapun
hasil yang didapatkan dalam pembuatan sabun seberat 140,6 gram/2 batang
Sedangkan
estimasi harga sabun sederhana buatan ini jika dilihat dari modal yang telah
dikeluarkan Rp 5.000,- jadi satu batang sabun dijual kisaran Rp 2.500-3.000,-.
2.
PEMBAHASAN
Pada pembuatan sabun ini,
dilakukan metode pengadukan tanpa pemanasan. Tujuannya ialah untuk melihat
apakah sabun dapat terbentuk walau tanpa proses pemanasan. Komposisi sabun
tentulah banyak, namun yang menjadi utama dari pembuatan sabun adalah lemak
(dalam minyak), dan basa kuat (NaOH). Kedua bahan itulah yang mampu membentuk
sabun melalui proses saponifikasi.
Sabun
yang dihasilkan berbeda dengan teori yang di dapat. Berdasarkan teori, sabun
yang dihasilkan hanya berkisar 100 gram, namun hasil menunjukkan sabun bernassa 140,6 gram.
Ini menandakan bahwa komposisi sabun masih kurang tepat. pH yang dihasilkan
juga masih terlalu basa, yaitu 9. Untuk itu, praktikan masih harus terus
mencoba untuk membuat sabun agar pH sesuai. Caranya yaitu dengan mengontrol
basa dengan menggunakan asam yang tidak mengganggu hasil sabun. Pemberian asam
yang alami (bisa didapat dari buah-buahan seperti lemon) juga memberikan banyak
keuntungan. Hal itu dapat dijadikan pertimbangan sekaligus membuat sabun
menjadi lebih variatif.
Sabun
hasil percobaan ini masih kurang layak untuk dipakai karena kurangnya
persyaratan untuk menjadi sabun yang baik untuk kulit. Sabun yang baik adalah
sabun dengan memiliki pH sekitar 8 dan memiliki perhitungan dalam bahan, serta
komposisi yang tepat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN
SARAN
1.
KESIMPULAN
·
Sabun dapat dibuat melalui proses sederhana tanpa
pemanasan, yaitu dengan metode pengadukan.
·
Komposisi utama sabun yaitu NaOH sebagai basa kuat, serta
berbagai minyak (minyak kelapa, sawit, dan minyak jagung) sebagai lemak.
·
Berat sabun yang
diperoleh seberat 140,6 gram/ 2 batang.
·
pH sabun adalah
9.
2.
SARAN
·
Membuat sabun
yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami,
essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau
beras yang dihaluskan)
1 comment:
thanks gan..
Post a Comment