LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
PEMBUATAN GARAM
MOHR
Oleh
ALI PANCA
1110096000028
Kelompok
5
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
PERCOBAAN III
PEMBUATAN GARAM MOHR
Tanggal
Percobaan : 05 Oktober 2011
1.
TUJUAN
·
Membuat
garam Mohr atau besi (II) amonium sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
·
Menentukan
banyaknya air kristal dalam garam Mohr hasil percobaan
2.
DASAR TEORI
Unsur besi (Fe)
dalam suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke dalam golongan VIII. Besi
dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji besi biasanya mengandung
Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar
10%, serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat
pula dimagnetkan.
Ion besi (II)
dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang
kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana
netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II).
Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3.
Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat
kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda; jika larutan
mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion
besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+
memberikan garam berkristal.
Adapun
sifat-sifat yang dimiliki dari unsur besi yaitu besi mudah berkarat dalam udara
lembab dengan terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O),
yang tidak melindungi besinya dari perkaratan lebih lanjut, maka dari itu
biasanya besi di tutup dengan lapisan logam zat – zat lain seperti timah,
nikel, seng dan lain – lain. Suatu besi jika dalam keadaan pijar besi dapat
menyusul O dan H2O (uap) dengan membentuk H2 dan Fe3O4.
Sedangkan jika di pijarkan di udara, besi akan membentuk Fe2O3
(ferri oksida) dan menggerisik, serta jika suatu besi tidak termakan oleh basa,
besi dapat larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida dengan membentuk H2,
asam sulfat pekat tidak memakan besi.
Garam-garam unsur triad besi biasanya terkristal dari larutan sebagai
hidrat. Jika diletakkan pada uap lembab atmosfer, tergantung pada tekanan
parsial H2O, hidrat dapat terjadi dalam warna-warna yang berbeda.
Pada udara kering, air hidrat lepas dan padatan berangsur-angsur berubah warna
menjadi merah muda. Senyawa besi (II) menghasilkan endapan biru turnbull, jika
direaksikan dengan heksasianoferrat (III).
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau
ferro) diturunkan dari besi (II) oksida , FeO. Dalam larutan, garam-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan
dan kompleks-kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat
mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.
Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam suasana
netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II).
Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang
agak lama.
Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4
cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai
untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik dan sebagai
zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaiknya FeSO4.7H2O
secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam
udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada
larutan akua Fe2+ berturut-turut mengendapkan FeCO3 dan
FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam oleh udara menjadi Fe3+.
Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata dalam potensial bias
terjadi, dan system FeII – FeIII merupakan contoh yang
baik sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi.
Ion
ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal.
Garam mohr (NH4)2SO4. Fe(H2O)6
SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air,
dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis
volumetri, dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaliknya
FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi
kuning cokelat bila dibiarkan dalam udara.
3.
ALAT & BAHAN
1.
Alat :
·
Gelas piala
·
Gelas ukur
·
Neraca
·
Penanggas air
·
Corong pisah
·
Pipet tetes
·
Pipet volume
·
Kertas saring
·
pH indikator
2.
Bahan :
·
Serbuk besi
·
Asam
sulfat 10%
·
Ammonia pekat
IV. PROSEDUR KERJA
1. Larutan A
2. Larutan B
3. Selanjutnya
V. HASIL PENGAMATAN
·
Larutan A
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
3
|
Dilarutkan 3,5 gr besi dalam 50 ml H2SO4
10%
Disaring
larutan ketika masih panas
Ditambahkan
2 mL asam sulfat pada filtrat
|
Larutan warna abu-abu kehitaman
Larutan
berwarna biru bening
Larutan berwarna biru bening
|
·
Larutan B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
|
Dinetralkan
100 ml H2SO4 10% dengan amoniak
Diuapkan
larutan
|
Larutan bening (sampai pH = 7)
|
·
Campuran larutan A dan larutan B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
3
|
Dicampurkan
larutan A dan B ketika masih panas
Dipisahkan
larutan dengan endapan yang terbentuk dengan kertas saring
Ditimbang
kristal yang diperoleh
|
Larutan
berwarna hijau muda dengan endapan putih
Terbentuk
kristal-kristal garam
m = 20,87
gram
|
VI. PERHITUNGAN
·
Massa
kertas saring (b) = 0,43 gram
·
Massa
hasil penyaringan (a) = 21,30 gram
·
Massa
garam Mohr = a – b
= 21,30 –
0,43
= 20,87 gram
·
Massa
besi (Fe) = 3,5 gram
·
BM
besi (Fe) = 55,85 gram/mol
·
BM
garam Mohr = 392 gram/mol
·
mol
Fe = mol garam Mohr
=
massa Fe / BM Fe
=
3,5 gram / 55,85 gram/mol
=
0,0627 mol
·
massa
garam Mohr (teori) = mol garam Mohr
x BM garam Mohr
=
0,0627 x 392
=
24,58 gram
· kemurnian kristal =
=
= 15,093 %
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali
ini praktikan membuat garam Mohr. Pertama-tama praktikan membuat larutan A
dengan melarutkan sejumlah serbuk besi ke dalam asam sulfat 10% kemudian
dipanaskan. Perlahan-lahan serbuk besi larut, hal ini disebabkan karena asam
sulfat merupakan pelarut yang mengandung
proton yang dapat diionkan dan bersifat asam kuat atau lemah. Pemanasan yang
dilakukan pada pelarutan ini, semakin mempercepat terjadinya reaksi antara besi
dengan asam sulfat sehingga hampir semua serbuk besi dapat melarut. Larutan
kemudian disaring, Adapun tujuan dari penyaringan
adalah untuk menghindari terbentuknya kristal pada suhu yang rendah dan tujuan
dari pemanasan adalah adalah sebagai katalis yaitu untuk mempercepat terjadinya
reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut. filtratnya ditambahkan sedikit asam sulfat, penambahan
beberapa tetes asam
sulfat setelah penyaringan ditujukan
agar larutan
bersifat agak sedikit asam,
karena dalam suasana netral atau basa,
ion Fe2+ sangat mudah dioksidasi oleh oksigen
dari
udara menjadi ion Fe3+ yang mana akan mengganggu proses reaksi dan larutan diuapkan. Larutan
diuapkan agar molekul air yang terdapat dalam larutan tersebut berkurang.
Filtrat tersebut mengandung garam besi (II) sulfat, dalam larutan garam ini
mengandung ion Fe2+ yang memberikan warna biru kehijauan pada
filtrat dan Pembentukan FeSO4 dari logam Fe
merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip termokimia. Reaksi yang terjadi
yaitu:
Fe + H2SO4
→ FeSO4 + H2
Berikutnya praktikan
membuat larutan B, yaitu menetralkan asam sulfat 10% dengan menambahkan amonia
pekat. Setelah penambahan ± 20 ml amonia pekat ke dalam larutan asam
sulfat, dan dengan memasukkan pH indikator ke dalam larutan tersebut diperoleh
pH larutan 7. Reaksi antara asam sulfat dan
larutan amonia merupakan reaksi netralisasi, sehingga pH yang diperoleh adalah
7. Reaksi yang terjadi yaitu :
2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
Selanjutnya larutan A
dimasukkan ke dalam larutan B, diperoleh larutan berwarna hijau dengan sedikit
endapan putih di dasar gelas piala. Campuran ini kemudian didinginkan sehingga
terbentuk kristal yang halus, setelah itu barulah kristal disaring sehingga
diperoleh garam Mohr. Kristal garam Mohr
ditimbang diperoleh hasil 21,03 gram, hasil ini terlebih dahulu
dikurangi dengan massa kertas saring 0,43 gram sehingga massa garam Mohr bersih
sebesar 20,87 gram. Dari data yang diperoleh, maka didapatkan kemurnian garam
Mohr sebesar 15,093 %.
VIII. KESIMPULAN
-
Garam
Mohr dibuat dengan cara kristalisasi.
-
Garam Mohr merupakan senyawa kompleks
besi dengan ligan amonium dan sulfat dengan rumus molekul (NH4)2Fe(SO4)2.
6H2O.
-
Garam
Mohr yang didapatkan pada percobaan ini sebanyak 20,87 gram dengan tingkat
kemurnian sebesar 15,093 %.
IX. DAFTAR PUSTAKA
ü
Chalid,
Sri Yadial. 2011. Penuntun Praktikum
Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
ü Cotton and Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta : UI- Press.
ü Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan
Semimikro
Bagian I. PT
Kalman Media Pusaka. Jakarta.
X. LAMPIRAN (PERTANYAAN DAN JAWABAN)
1. Apa tujuan penambahan asam sulfat pada filtrat?
penambahan beberapa
tetes asam
sulfat setelah penyaringan ditujukan agar
larutan
bersifat agak sedikit asam,
karena dalam suasana netral atau basa,
ion Fe2+ sangat mudah dioksidasi oleh oksigen
dari
udara menjadi ion Fe3+ yang mana akan mengganggu proses reaksi.
2. Apa fungsi dari garam Mohr?
1. Untuk
membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri.
2. Sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik
3.Untuk meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N) terhadap ion Fe2+.
2. Sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik
3.Untuk meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N) terhadap ion Fe2+.
3. Tulis semua persamaan reaksi yang terdapat pada percobaan
ini?
-
Fe(s) + H2SO4 (aq) à FeSO4(aq)
+ H2 (g)
-
2NH4OH
(aq) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(aq) +
2H2O(l)
-
FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O(s)
1 comment:
maknyuzzzz.
Post a Comment