LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
SIFAT
SENYAWA KLOR
Oleh
Ali Panca
1110096000028
Kelompok 5
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
PERCOBAAN
II
SIFAT
SENYAWA KLOR
Tanggal Percobaan : 28 September 2011
I. TUJUAN
·
Mengetahui kelarutan dan stabilitas
garam klorida.
·
Mempelajari pembentukan senyawa kompleks
logam transisi dengan ion klorida.
II. DASAR
TEORI
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi
melalui warna dan sifatnya. Misalnya Cl : berupa gas warna kuning kehijauan
pada suhu kamar, nonpolar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut
nonpolar seperti heksana.
Semua halogen dapat mengoksidasi air
menjadi gas O2 dan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak
stabil karena cenderung mengalami autooksidasi atau autoreduksi, proses ini
disebut dengan disproporsinasi :
Cl2
(aq) + H2O
Cl
Pemutihan
klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaClO). Ion ClO-
merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO-
berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit. HClO adalah asam lemah dan
ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl-
mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugat dari HCl kuat.
Ion klorida membentuk endapan dengan
ion-ion Ag+, Pb2+, dan Hg2+, berperan sebagai
ligan dalam pembentukan kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan
melarutnya endapan atau padatan.
III.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
:
-
Gelas
ukur
-
Tabung
reaksi
-
Pipet
tetes
-
Rak
tabung reaksi
-
Labu
ukur
-
Label
-
Gelas
piala
2.
Bahan :
·
NaCl 0,1 M
·
AgNO3 0,1 M
·
NH3 6 M
·
CuSO4 0,1 M
·
Lakmus merah
·
Lakmus
biru
·
NaOCl 5% (sunclin)
·
NaOH 6 M
·
KI 0,1 M
·
KBr 0,1 M
·
n-Heksan atau petroleum eter
·
HCl pekat
IV.
PROSEDUR KERJA
1. Ion
Klorida (Cl-)
a. Kelarutan
dan kestabilan garam klorida
b. Kompleks
logam transisi dengan ion Cl-
*
**
2. Ion
Hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi
Lakmus
b. Reaksi
dengan AgNO3
c. Daya
Oksidasi
.
V.
HASIL PENGAMATAN
a. Kelarutan dan stabilitas garam klorida
(i)
NaCl + AgNO3
è terbentuk endapan putih (AgCl) dan larutan berwarna
putih
(ii)
(i) + NH3
è larutan menjadi bening, endapan butiran putih
lama-lama larut
(iii)
(ii) + HNO3
è terjadi reaksi eksoterm
b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
(i)
CuSO4
+ HCl è larutan berwarna hijau muda kebiruan
(ii)
(i) + H2O è
larutan berwarna biru muda
(iii)
AgNO3
+ HCl è larutan bening terdapat gelembung-gelembung gas dan
terjadi reaksi eksoterm
(iv)
(iii) + H2O
è larutan berwarna putih dan terjadi reaksi eksoterm
Ion Hipoklorit (ClO-)
a. Lakmus
(i)
NaClO
+ lakmus merah è warna lakmus = biru
(ii)
NaClO
+ lakmus biru è warna lakmus = merah
b. Reaksi dengan AgNO3
(i)
NaOCl + AgNO3
è terbentuk endapan putih dan larutan berwarna putih
susu
(ii)
(i)
+ HNO3 è endapan putih larut
(iii)
NaOH
+ AgNO3 è larutan berwarna coklat dan endapan coklat
(iv)
(iii) + HNO3 è
terjadi reaksi eksoterm, endapan coklat agak larut
c. Daya Oksidasi
ion ClO-
(i)
KI + C6H12
+ NaClO è terbentuk larutan heterogen dan cincin pink
(ii)
KBr + C6H12
+ NaClO è larutan bening yang heterogen
(iii)
KI + C6H12
+ HCl è larutan bening yang heterogen
(iv)
KBr + C6H12
+ HCl è larutan kuning heterogen
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini
praktikan melakukan percobaan untuk mengetahui sifat dari senyawa klor. Sifat
dari senyawa klor yang diuji pada percobaan kali ini adalah kelarutan dan
stabilitas garam klorida, serta pembentukan senyawa kompleks logam transisi
dengan ion klorida. Percobaan pertama, praktikan mereaksikan antara natrium
klorida dengan perak nitrat , diperoleh endapan putih setelah terjadi reaksi.
Endapan putih ini merupakan endapan perak klorida. Ke dalam tabung reaksi yang
sama ditambahkan larutan amonia, menyebabkan endapan putih perlahan-lahan
larut. Endapan perak klorida dapat larut karena pada saat penambahan larutan
amonia dalam larutan dihasilkan ion kompleks diaminaargentat.
AgCl $ + 2NH3 g [
Ag(NH3)2 ]+
+ Cl-
Dimana, [ Ag(NH3)2
]+ merupakan filtrat dari
penambahan larutan amonia (NH3) ke dalam endapan dari AgCl. Apabila
filtrat tersebut diasamkan dengan asam nitrat (HNO3), maka
kesetimbangan pada reaksi penambahan larutan amonia akan kembali lagi.
Berikutnya praktikan
mereaksikan antara tembaga(II)sulfat dengan asam klorida. Sebelum
direaksikan warna larutan tembaga(II)sulfat adalah biru. Setelah ditambahkan
asam klorida warna larutan menjadi hijau muda. Perubahan warna ini disebabkan
karena di dalam larutan tembaga(II)sulfat yang mengandung ion heksaaquotembaga(II), setelah penambahan asam klorida enam
molekul air digantikan oleh empat ion klorida. Sehingga terbentuk ion kompleks Cu dengan klorida [CuCl4]2-
yang memberikan pewarnaan hijau pada larutan. Reaksi yang terjadi berlangsung
reversibel.
Karena
reaksi yang terjadi merupakan reaksi dua arah menyebabkan jika ke dalam larutan
ini ditambahkan aquades warna larutan kembali menjadi warna biru muda.
Selanjutnya praktikan menguji pengaruh NaOCl bila
diteteskan ke kertas lakmus merah maupun biru. Dari hasil percobaan diperoleh
bahwa saat kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan natrium hipoklorit
terjadi perubahan warna kertas lakmus menjadi berwarna merah, begitu pula saat
kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan natrium hipoklorit terjadi
perubahan warna menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa natrium
hipoklorit bersifat amfoter, memiliki sifat asam dan juga memiliki sifat
sebagai basa.
Percobaan berikutnya yaitu mereaksikan perak nitrat
dengan natrium hipoklorit juuga dengan natrium hidroksida. Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, reaksi antara natrium hipoklorit dengan perak nitrat
menghasilkan endapan putih perak klorida, setelah dilakukan penambahan asam
nitrat lama kelamaan endapan tersebut jadi larut. Sementara untuk reaksi antara
perak nitrat dengan natrium hidroksida menghasilkan endapan berwarna coklat
dari perak oksida.
AgNO3
+ NaOH à AgOH↓ + NaNO3
+ H2O
Endapan coklat ini menjadi larut saat ke dalam larutan
ditambahkan asam nitrat.
Percobaan terakhir
yaitu berkaitan dengan daya oksidasi dari ion ClO-. Pertama
praktikan mereaksikan antara larutan kalium iodida dengan larutan heksana, menghasilkan
larutan yang heterogen dimana terdapat cincin berwarna pink pada bagian atas
larutan, setelah ditambahkan dengan natrium hipoklorit larutan berubah warna
menjadi warna agak kecoklatan dengan tetap terbentuk dua layer pada tabung
reaksi.
VII.PERTANYAAN
DAN JAWABAN
1)
Tuliskan
contoh-contoh senyawa klor dengan bilangan oksidasi Cl (-1, 0, +1, +3, +4, +5,
+7) dan sebutkan kegunaannya kalau ada?
Biloks
|
Senyawa
klor
|
Kegunaan
|
-1
|
NaCl
|
sebagai
bahan pengamat dan bahan campuran
|
untuk
membuat es krim
|
||
0
|
Cl2
|
sebagai senjata perang pada perang dunia II
|
+1
|
NaOCl
|
sebagai
pemutih pakaian
|
+3
|
NaClO2
|
sebagai pemutih dlam industri tekstil dan kertas
|
digunakan
pada pengolahan air sebagai desinfektan
|
||
terdapat pada obat kumur dan pasta gigi
|
||
+4
|
NaClO3
|
sebagai
herbisida
|
+5
|
NH4ClO4
|
sebagai
campuran bahan bakar roket
|
+7
|
HClO4
|
Sebagai
bahan desinfektan
|
2)
Bagaimana
cara membuat larutan pemutih NaClO secara komersial. Tuliskan reaksinya !
Larutan pemutih
dapat dibuat dengan mereaksikan NaOH dengan gas klor (Cl2), gas klor
dilewatkan ke dalam larutan dingin NaOH encer pada suhu dibawah 40º
C, jika suhu lebih dari 40 oC maka akan membentuk natrium klorat
(NaClO3)
2NaOH + Cl2
è NaCl + NaOCl + H2O
3)
Bagaimana cara zat
pemutih dapat membuat pakaian kelihatan lebih putih?
Zat pemutih
bekerja dengan dua cara, yaitu :
a.
Mengubah
molekul menjadi zat yang tidak mengandung kromofor atau masih mengandung
kromofor yang tidak menyerap cahaya visible dengan cara memutuskan ikatan kimia
kromofor oleh pemutih yang bersifat oksidator.
b.
Mengubah
ikatan rangkap pada kromofor menjadi ikatan tunggal oleh pemutih yang bersifat
rediktor. Pemutusan ikatan rangkap ini dapat mengurangi kemampuan kromofor
menyerap sinar visible.
VIII. KESIMPULAN
·
Ion klorida dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam
transisi, seperti logam Cu dan Ag.
·
Kelarutan perak klorida dalam larutan sangatlah kecil,
sering berbentuk endapan.
IX.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Jilid 1. Jakarta :
Kalman Media Pusaka.
·
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Jilid 2. Jakarta :
Kalman Media Pusaka.
·
Yadial C, Sri. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
·
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/ diakses 5 Oktober
2011 18.30
No comments:
Post a Comment