LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
“PENJERNIHAN AIR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT FILTERISASI SEDERHANA”
Di Susun Oleh :
ALI PANCA
1110096000028
Kimia III-A
Kelompok 5
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Air
merupakan komponen yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup dimuka bumi ini
tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Namun demikian, air dapat menjadi
malapetaka bilamana tidak tersedia alam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai
reaksi dan proses ekskresi.
Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan
dan hewan. Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air
juga kita perlukan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pengairan pertanian
kita, industri, rekreasi, dan lain-lainnya. 0leh karena itu air kita perlukan
dalam kualitas yang memadai dan dalam waktu yang tepat.
Bumi sering disebut planet air karena hampir
70 % permukaan bumi ini terdiri dari perairan. Wilayah daratan hanya 30 % saja.
Penyebaran air di bumi meliputi laut ,
danau sungai yang disebut sebagai air
permukaan, dan sebagian lagi air yang terdapat di dalam tanah yang dikenal dengan air dalam tanah. Ketika kita menggali sumur pada kedalaman tertentu akan ditemukan sumber air. Hal itu sebagai bukti bahwa di dalam
tanah terdapat air. Volume air di bumi tetap karena air bersiklus, dan yang
berubah adalah tempat dan kualitas air. Keberadaan air di
bumi sangat diperlukan semua mahluk
hidup. Manusia memerlukan air untuk, berbagai kebutuhan, seperti memasak, mandi, cuci, minum,
industri, pertanian, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hewan memerlukan air minum untuk hidup
sedangkan tanaman memerlukan air untuk
penyerapan bahan makanan dari dalam tanah.
Betapa penting peranan air bagi kehidupan di bumi ini, tetapi
banyak aktivitas manusia yang merugikan bagi ketersediaan air bersih. Sebagai
contoh pabrik, pertanian, rumah tangga, rumah sakit, pada umumnya membuang limbah langsung ke sungai.
Air dapat tercemar karena buangan sampah
padat, buangan bahan kimia, dan kuman. Air yang tercemar sangat
berbahaya bagi kesehatan bila kita mengkonsumsinya. Air merupakan elemen yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Air memiliki berbagai macam fungsi bagi makhluk hidup,
terutama dalam proses metabolisme tubuh. Semua makhluk hidup memiliki
ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang
penting untuk makhluk hidup sekaligus bagian penting dalam proses metabolisme.
Tubuh manusia
terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat
berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari
untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat
aktivitas, suhu, kelembaban,
dan beberapa faktor lainnya.
Air bersih pada saat ini menjadi barang ekonomi yang berharga
dapat dijual belikan dengan berbagai merek yang kita kenal seperti aqua, dua
tang, dan masih banyak lagi. Kita hidup di
negara yang beriklim tropis sehingga memiliki
musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan sering terjadi banjir
yang besar, kenyataan itu sudah sering menimbulkan masalah. Pada musim kemarau di beberapa daerah
kekurangan air. Selain masalah banjir dan kekeringan yang sering terjadi saat
ini timbul masalah lain yaitu menurunnya kualitas air akibat aktivitas manusia.
Oleh karena itu manusia dituntut untuk
dapat mengatasi berbagai
masalah tersebut.
Alam telah menyediakan air yang kita butuhkan dan mampu mendaur
ulang, tetapi kerusakan air semakin hari semakin luas karena akitivitas dan
jumlah manusia semakin bertambah. Alam tidak mampu lagi untuk menyediakan air bersih yang dibutuhkan manusia. Oleh
karena itu harus diupayakan oleh manusia
sendiri untuk melakukan proses
penjernihan atau pengolahan air dengan teknologi. Dengan teknologi inilah
diharapkan manusia dapat memperoleh air bersih untuk keperluan hidup
sehari-hari agar tercapai hidup sejahtera, sehat, dan air bersih di
muka bumi ini tetap tersedia.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui langkah-langkah pembuatan alat filtrasi
2. Mengetahui absorben yang bagus untuk filtrasi air
1.3. Manfaat
Manfaat teknologi penjernihan air sederhana adalah untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, meningkatkan kesehatan masyarakat, meningkatkan
kesejahteraan hidup dan membantu
pelestarian alam, serta menghemat biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi.
Air
merupakan senyawa kovalen biner yang tersusun dari dua macam atom (H dan O)
dengan rumus molekul H2O. Air adalah suatu senyawa kimia yang
termasuk zat kimia yang dapat dijumpai dalam tiga fasa, yaitu gas, cair dan
padat. Dalam bentuk gas, air terdapat di udara yang sumbernya dari penguapan
air yang ada di darat dan di laut. Dalam bentuk cair, air terdapat di permukaan
bumi dalam jumlah besar yaitu mencapai 97 % dari total ketersediaan air,
sedangkan dalam bentuk padat terdapat sebagai salju dan es abadi sekitar 25 %.
Pada ketiga fasa, secara kimiawi air tidak berubah dan mempunyai rumus H2O.
Air
mempunyai daya larut tinggi, kepadatan dan panas tertentu. Dari kemampuan
tersebut air mendukung keberadaan ekosistem alam di bumi, mendukung kebutuhan
manusia dalam berbagai kehidupan terutama kebutuhan untuk minum.
Air merupakan materi esensial dalam kehidupan.
Bukti-bukti menunjukkan semakin tinggi taraf kehidupan, jumlah kebutuhan air
semakin meningkat. Kebutuhan yang meningkat mendorong pengadaan sumber air
baru, misalnya yang berasal dari air tanah, mengolah dan menawarkan air laut,
maupun mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar
seperti air sungai dan danau. (Winarno, 1986).
Air dapat juga tercemar bakteri yang merugikan karena bakteri
(microorganism) dapat hidup di lingkungan air dan tidak dapat dilihat secara
kasat mata. Bila
air tersebut dikonsumsi secara langsung akan menyebakan sakit perut, muntaber
dan lain-lain. Semua bentuk pencemaran air baik akibat
lumpur, sampah, maupun mikroorganisma adalah masalah yang harus dicarikan
solusinya.
2.2. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi[1].
Untuk
konsumsi air minum menurut departemen kesehatan,
syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak mengandung logam berat.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa
air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak
air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat
dihilangkan dengan cara ini.
Berdasarkan
sumbernya, air bersih didapat dari, yaitu :
·
Sungai
Rata-rata lebih dari
40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia.
Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap
orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap
penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat
yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun
ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk
mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
·
Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan
sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah
biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air
bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah
banjir.
·
Air permukaan dan air
bawah tanah.
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan
mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau,
kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
Air bawah
tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat kita
bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.
Total volum air yang
dialirkan dari daratan menuju lautan dapat berupa kombinasi aliran air yang
dapat terlihat dan aliran yang cukup besar di bawah permukaan melalui bebatuan dan lapisan bawah tanah yang disebut dengan zona
hiporeik (hyporheic zone). Untuk beberapa sungai dilembah-lembah yang besar, komponen aliran yang "tidak terlihat"
mungkin cukup besar dan melebihi aliran permukaan. Zona hiporeik seringkali
membentuk hubungan dinamis antara perairan permukaan dengan perairan subpermukaan
dengan saling memberi ketika salah satu bagian kekurangan air. Hal ini terutama
terjadi di area karst di mana lubang tempat terbentuknya hubungan antara
sungai bawah tanah dan sungai permukaan cukup banyak.
Ketiadaannya
air bersih mengakibatkan adanya :
1.
Penyakit diare. Di Indonesia diare
merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima
tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balitamengalami diare setiap
tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup
bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat
Indonesia tidak memiliki akses air bersih.
3.
Pemiskinan. Rumah
tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali hingga enam kali
dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka yang mempunyai sambungan
saluran pribadi untuk volume air yang hanya sepersepuluhnya
2.3 Filterisasi
Filterisasi adalah proses
pemisahan antara air
dengan partikel-partikel padat dalam suatu campuran yang heterogen dengan
menggunakan media-media filter. Filterisasi yang terdapat pada system pengatur
proses filterisasi
secara otomatis menggunakan air baku dan air tanah. Air baku yang
digunakan adalah
busa filter, pasir silica,karbon aktif dll. Otomatisasi kerja air baku atau
absorber pada proses filterisasi
air
pada system ini tergantung dari sifat absorber itu sendiri dalam mengabsorpsi
mineral garam dan kandungan logam pada air.Tujuan dari filterisasi adalah
menjernihkan air dan mengurangi atau menghilangkan kandungan garam mineral dan
logam pada air agar layak di gunakan pada segala aktifitas manusia.
2.4 Absorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap
komponen tertentu dari suatu fase fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben
adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada
dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh
karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi
beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai
2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena
perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan
tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang digunakan secara
komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar
(Saragih, 2008).
- Adsorben Polar Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
- Adsorben non polar Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Menurut
IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa
klasifikasi pori yaitu : a.Mikropori
: diameter < 2nm
b.Mesopori : diameter 2 – 50 nm
c.Makropori : diameter > 50 nm
2.5
Adsorpsi
Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan
dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang
menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan
pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang
diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses yang bolak-balik.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses adsorbs (Prawira, 2008);
- Agitation (Pengadukan) Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori, tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem.
- Karakteristik Adsorban (Karbon Aktif) Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel. Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon) lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated Carbon). Kapasitas total adsorbsi karbon tergantung pada luas permukaannya. Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.
- Kelarutan Adsorbat Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.
- Ukuran Molekul Adsorbat Tingkat adsorbsi pada aliphatic, aldehyde, atau alkohol biasanya naik diikuti dengan kenaikan ukuran molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori karbon. Tingkat adsorbsi tertinggi terjadi jika pori karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul.
- pH Asam organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbsi basa organik efektif pada pH tinggi.
- Temperatur Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti dengan penurunan temperatur
2.6
Arang aktif (Arang batok)
Karbon aktif, atau sering juga
disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas
permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau
arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu
material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk
memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan
meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri.
Berdasarkan
kegunaannya, karbon aktif dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
Karbon
aktif adalah karbon yang diproses sedemikian rupa sehingga pori – porinya
terbuka, dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang tinggi. Karbon
aktif merupakan karbon yang akan membentuk amorf, yang sebagian besar terdiri dari karbon yang bebas serta emiliki
permukaan dalam ( internal surface ), sehingga mempunyai daya serap yang baik.
Keaktifan meyerap dari karbon aktif ini tergantung dari jumlah senyawa
karbonnya yang berkisar antara 85 % sampai 95 % karbon bebas.
Karbon
aktif atau sering disebut sebagai arang aktif adalah arang yang telah mempunyai suatu tingkat daya serap
tertentu terhadap bahan organik terlarut, warna, bau, rasa dan zat-zat lain.
Karbon aktif ini mempunyai dua bentuk sesuai ukuran butirannya, yaitu karbon
aktif bubuk dan karbon aktif granular (butiran). Karbon aktif bubuk ukuran
diameter butirannya kurang dari atau sama dengan 325 mesh. Sedangkan karbon
aktif granular ukuran diameter butirannya lebih besar dari 325 mesh. (DeMarco,
1998).
Karbon
aktif yang berwarna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap
yang jauh lebih besar dibandingkan denga karbon yang belum menjalani proses
aktivasi, serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu antara 300 sampai 2000
m/gram. Luas permukaan yang luas disebabkan karbon mempunyai kemampuan menyerap
gas dan uap atau zat yang berada didalam suatu larutan. Sifat dari karbon
aktif yang di hasilkan tergantung dari
bahan yang di gunakan, misalnya, tempurung kelapa menghasilkan arang yang lunak
dan cocok untuk menjernihkan air. Menurut Standard Industri Indonesia (SII No.
0258-79) persyaratan arang aktif adalah sebagai berikut :
Karbon
aktif untuk semua tujuan, dan dapat di bagi menjadi dua kelompok, yaitu bubuk
dan granular. Karbon bentuk bubuk digunakan untuk adsorpsi dalam larutan.
Misalnya untuk menghilangkan warna (decolourisasi), sedangkan karbon bentuk
granular digunakan untuk absorsi gas dan uap, dikenal pula sebagai karbon
pengadopsi gas. Karbon bentuk granuler kadang – kadang juga digunakan didalam
media larutan khususnya untuk deklrorinasi air dan untuk menghilangkan klor
dalam larutan serta pemisahan komponen – komponen dalam suatu system yang
mengalir.
Karbon
aktif bubuk dan karbon aktif granular mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing (Supranto, 1998). Karbon aktif bubuk mempunyai kelebihan
sebagai berikut:
1. Sangat ekonomis karena ukuran butiran yang kecil dan luas
permukaan kontak per satuan berat sangat besar.
2. Kontak menjadi sangat baik dengan mengadakan pengadukan
cepat dan merata.
3. Tidak memerlukan tambahan alat lagi karena karbon akan
mengendap bersama lumpur yang terbentuk.
4. Kemungkinan
tumbuh mikroorganisme kecil. Adapun kerugiannya ialah :
1. Cara penanganan karbon aktif, karena berbentuk serbuk yang
sangat halus, kemungkinan mudah terbang terbawa angin, sulit tercampur dengan
air dan mudah terbakar.
2. Karena tercampur dengan lumpur maka sulit diregenerasi dan
biaya operasinya mahal.
3. Kemungkinan terjadi penyumbatan lebih besar karena karbon
bercampur dengan lumpur.
Dalam penggunaan
karbon aktif granular maka karbon aktif yang ditempatkan dalam tabung diberi
penyangga. Dengan cara ini karbon aktif diam sedangkan airnya yang mengalir
diantara butir-butir karbon. Adapun keuntungan dari pemakaian karbon aktif
granular ialah :
1. Pengoperasian mudah karena air mengalir dalam media
karbon.
2. Proses berjalan cepat karena ukuran butiran karbonnya
lebih besar.
3. Karbon tidak tercampur dengan lumpur sehingga dapat
diregenerasi.
Sedangkan kerugian
dari karbon aktif granular antara lain :
1. Perlu tambahan unit pengolah lagi, yaitu unit filter.
2. Luas permukaan kontak per satuan berat lebih kecil karena
ukuran butiran karbon besar.
Berdasarkan
daya serap karbon aktif, Pada proses adsorbsi ada dua yaitu proses adsorpsi
secara fisika dan adsorpsi secara kimia. Adsorpsi secara fisika yaitu proses
berlangsung cepat, dan dapat balik dengan panas adsorpsi kecil (±5-6 kkal/mol),
sehingga diduga gaya yang bekerja di dalamnya sama dengan seperti cairan (gaya
Van Deer Wals). Unsur yang terjerap tidak terikat secara kuat pada bagian
permukaan penjerap. Adsorpsi fisika dapat balik (reversibel), tergantung
pada kekuatan daya tarik antar molekul penjerap dan bahan terjerap lemah maka
terjadi proses adsorpsi, yaitu pembebasan molekul bahan penjerap.
Adsorpsi
kimia adalah merupakan hasil interaksi kimia antara penjerap dengan zat-zat
terjerap, kekuatan ikatan kimia sangat bervariasi dan ikatan kimia sebenarnya
tidak benar-benar terbentuki tetapi kekuatan adhesi yang terbentuk lebih kuat
disbanding dengan daya ikat penjerap fisika. Panas adsorpsi kimia lebih besar
dibanding dengan adsorpsi fisika (±10-100 kkal/mol). Pada proses kimia tidak
dapat balik (inreversibel) dikarenakan memerlukan energi untuk membentuk
senyawa kimia baru pada permukaan adsorben sehingga proses balik juga
diperlukan energi yang tinggi.
2.7.
Zeolit
Mineral
zeolit telah dikenal sejak tahun 1756 oleh Cronstedt ketika menemukan stilbit
yang bila dipanaskan seperti batuan mendidih (boiling stone) karena dehidrasi
molekul air yang dikandungnya. Pada tahun 1954 zeolit diklasifikasi sebagai
golongan mineral tersendiri, yang saat itu dikenal sebagai molecular sieve
materials. Pada tahun 1984 Profesor Joseph V. Smith ahli kristalogi Amerika
Serikat mendefinisikan zeolit sebagai : “ A zeolite is an aluminosilicate with
a framework structure enclosing cavities occupied by large ions and
water
molecules, both of which have considerable freedom of movement, permitting
ion-exchange and reversible dehydration”.
Dengan
demikian, zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat
terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga
dimensi. Ion-ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak
struktur zeolit dan dapat menyerap air secara reversible. (Las, 1996).
Zeolit
merupakan mineral alam yang terdiri dari kristal aluminium silikat terhidrasi
yang mngandung kation alkali-alkali tanah (terutama Na dan Ca) dalam rangka
tiga dimensi yang terbatas dengan rongga-rongga .
Mineral
alam zeolit yang merupakan senyawa alumino-silikat dengan struktur sangkar
terdapat di Indonesia seperti Bayah,Banten,Cikalong, Tasikmalaya, Cikembar,
Sukabumi, Nanggung, Bogor, dan Lampung dalam jumlah besar dengan bentuk hampir
murni dan harga murah. Mineral zeolit mempunyai struktu framework tiga
dimensi dan menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi molecular sieving dankatalis
sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan limbah
nuklir.
Zeolit
juga ditemukan sebagai bantuan endapan pada bagian tanah jenis basalt dan
komposisi kimianya tergantung pada kondisi hidrotermal linkungan lokal, seperti
suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air tanah lokasi kejadiannya. Hal
itu menjadikan zeolit dengan warna dan tekstur yang sama mungkin berbeda
komposisi kimianya bila diambil lokasi yang berbeda, disebabkan karena
kombinasi mineral yang berupa partikel halus dengan impuritis lainnya.Pada
dasarnya zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumuno silikat
terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga
dimensi. Zeolit biasanya ditulis dengan rumus kimia oksida atau berdasarkan
satuan sel kristal Mc/n{(AlO2)c(SiO2)d}b H2O.
Adapun sifat-sifat
zeolit meliputi :
1. Dehidrasi.
Sifat
dehidrasi dari zeolit akan berpengaruh terhadap sifat adsorbsinya, zeolit dapat
melepaskan molekul air dari rongga permukaan dan menyebabkan medan listrik
meluas ke dalam rongga utama dan akan efektif terinteraksi dengan molekul yang
akan di adsorbsi. Jumlah molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau volume
ruang hampa yang akan terbentuk bila kristal zeolit tersebut dipanaskan.
2. Adsorbsi.
Dalam keadaan normal
ruang hampa kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang berada disekitar
kation. Bila kristal zeolit dipanaskan pada suhu 300 - 400°C maka ion tersebut
akan keluar sehingga zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan.
Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas atau zat, zeolit juga mampu
memisahkan molekul zat berdasarkan ukuran kepolarannya.
3. Penukar ion.
Ion-ion
pada rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan zeolit,
ion-ion dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion menjadi tergantung dari
ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya. Sifat sebagai penukar ion dari zeolit
antara lain tergantung dari : sifat kation, suhu, dan jenis anion. Penukar
kation dapat menyebabkan perubahan beberapa sifat zeolit seperti terhadap panas,
sifat adsorbsi dan sifat panas. Untuk peningkatan zeolit sebagai penyerap perlu
terlebih dahulu dilakukan proses aktivasi, yaitu untuk meningkatkan sifat-sifat
khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-unsur pengotor dan menguapkan air
yang terperangkap dalam pori kristal zeolit. Ada dua cara yang umum digunakan
dalam proses aktivasi zeolit, yaitu pemanasan pada suhu 200 - 400°C selama 2 –
3 jam dan kimia dengan menggunakan pereaksi NaOH atau H2SO4.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
III.A. Alat Dan Bahan
I. Pembuatan Alat Filtrasi
Alat :
·
Gergaji
·
Bor
Bahan :
·
Pipa
·
Knop
·
Keran
·
Lem pipa
II.
Percobaan
Filtrasi
Alat :
·
Conduvtivity metre
·
Beaker glass
Bahan :
·
Air ledeng
·
Silika gel
·
Pasir zeolit
·
Arang
·
Pasir malam
·
Ijuk
·
Sabut
III.B. PROSEDUR KERJA
I.
Pembuatan Alat
Filtrasi
1.
Disiapkan pipa, knop, keran, dan lem
pipa.
2.
Lalu knop dilubangi bagian tengahnya
dengan bor.
3.
Setelah knop dilubangi dengan bor,
tempelkan knop pada pipa dengan lem pipa.
4.
Setelah itu masukkan keran ke dalam
knop, dan tempelkan.
II. Proses filtrasi
1. Pertama
disiapkan 5 alat filtrasi sederhana
2. Pada
alat filtrasi pertama dimasukkan busa filter didasar alat kemudian diletakkan absorben
ijuk dan arang, dan dipaling atas busa filter lagi.
3. Pada
alat filtrasi kedua dimasukkan absorben ijuk dan sabut
4. Pada
alat filtrasi ketiga dimasukkan absorben mangan zeolite
5. Pada
alat filtrasi keempat dimasukkan absorben pasir silica dan zeolite
6. Pada
alat filtrasi kelima dimasukkan absorben pasir malam dan silica
7. Air
ledeng dimasukkan kedalam masing-masing alat filtrasi lalu ditampung dalam
beaker glass
8. Dihitung
nilai konduktufitasnya dengan alat conductivitymetre.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
NO
|
ABSORBEN
|
NILAI KONDUKTIFITAS (µs)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
IJUK + ARANG
|
163
|
151
|
139
|
135
|
131
|
2
|
IJUK + SABUT
|
164
|
162
|
146
|
142
|
140
|
3
|
ZEOLIT
|
201
|
141
|
138
|
136
|
132
|
4
|
PASIR SILIKA + ZEOLIT
|
168
|
166
|
163
|
160
|
159
|
5
|
PASIR MALAM + SILIKA
|
255
|
225
|
180
|
145
|
137
|
4.2
Pembahasan
Dalam
praktikum ini praktikan melakukan percobaan mengenai filterasi air ledeng
menggunakan alat filterasi sederhana dengan menggunakan absorben yang
berbeda-beda untuk menentukan nilai konduktifitinya. Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui cara dan mebuat alat filtrasi sederhana dan agar dapat
mengetahui absorben apa yang paling efektif dalam filtrasi air.
Pertama-tama
praktikan membuat alat filtarasi sederhana. Alat filtrasi ini dibuat dari
bahan-bahan yang sangat mudah didapat, diantaranya : pipa paralon, knop, keran
dan lem. Pembutan alat filtrasi ini juga cukup mudah. Pipa paralon bagian bawah
dilubangi dengan bor, lalu dimasukkan keran kedalam lubang tersebut. Agar keran
dapat bekerja sempurna bagian ujung lem yang berada didalam pipa direkatkan
denan lem dan dilapisi dengan ring agar keran melekat dengan kuta pada badan
pipa bagian bawah. Dan bagian pipa yang
terbuka ditutup dengan knop lalu dilem agar tidak terjadi kebocoran Setelah
alat filterasi sederhana telah seleasai dikerjakan lalu, alat filterasi
tersebut dapat digunakan untuk praktikum mengenai percobaan filterasi air.
Pada
alat pertama praktikan melakukan filtrasi menggunakan absorben ijuk dan arang
(karbon aktif). Absorben diletkakan dalam alat filterasi yang dibawahnya sudah
diletakkan busa filterasi. Dan pada bagian atas absorben juga diletakkan busa
filterasi. Sebelum dilakukan pengujian air sampel (air ledeng lab. Kimia dasar)
memiliki nilai konduktifiti sebesar 288 µS. setelah dilakukan filterasi dengan
menggunakan absorben tersebut konduktifitinya menurun menjadi 163 µS. pada
pengukuran kedua turun kembali menjadi 151 µS, pada pengukuran ketiga turun
menjadi 139 µS, pada pengukuran keempat turun kembali menjadi 135 µS dan pada
pengukuran terakhir (pengukuran kelima) nilai konduktifiti sebesar 131 µS.
Pada
alat kedua praktikan melakukan filterasi air dengan menggunakan absorben ijuk
dan sabut. Menurut hasil pengujian sampel air setelah dilakuan pemfilteran
pertama kali nilai konduktifitinya sebesar 164 µS. pada pengukuran kedua turun
kembali menjadi 162 µS, pada pengukuran ketiga turun menjadi 146 µS, pada
pengukuran keempat turun kembali menjadi 142 dan pada pengukuran terakhir
(pengukuran kelima) nilai konduktifiti sebesar 140 µS.
Pada
alat ketiga praktikan melakukan filterasi air dengan menggunakan absorben
zeolit. Menurut hasil pengujian sampel air setelah dilakuan pemfilteran pertama
kali nilai konduktifitinya sebesar 201 µS. pada pengukuran kedua turun kembali
menjadi 141 µS, pada pengukuran ketiga turun menjadi 138 µS, pada pengukuran
keempat turun kembali menjadi 136 dan pada pengukuran terakhir (pengukuran
kelima) nilai konduktifiti sebesar 132 µS.
Pada
alat keempat praktikan melakukan filterasi air dengan menggunakan absorben
pasir silica dan zeolit. Menurut hasil pengujian sampel air setelah dilakuan
pemfilteran pertama kali nilai konduktifitinya sebesar 168 µS. pada pengukuran
kedua turun kembali menjadi 166 µS, pada pengukuran ketiga turun menjadi 163
µS, pada pengukuran keempat turun kembali menjadi 160 dan pada pengukuran
terakhir (pengukuran kelima) nilai konduktifiti sebesar 159 µS.
Pada
alat kelima praktikan melakukan filterasi air dengan menggunakan absorben pasir
malan dan silika. Menurut hasil pengujian sampel air setelah dilakuan
pemfilteran pertama kali nilai konduktifitinya sebesar 255 µS. pada pengukuran
kedua turun kembali menjadi 225 µS, pada pengukuran ketiga turun menjadi 180
µS, pada pengukuran keempat turun kembali menjadi 145 µS dan pada pengukuran
terakhir (pengukuran kelima) nilai konduktifiti sebesar 137 µS.
Dari
hasil percobaan diatas dapat dilihat pada awal filtasi nilai konduktifiti
sampel air masih besar nilainya ini dikarenakan oleh absorben yang digunakan
belum bersih atau masih terdapat partikel-pertikel kecil yang dapat menyebabkan
kekeruhan pada sampel, setelah dilakukan penyaringan berulang kali terjadi
penutunan sedikit demi sedikit nilaik konduktifiti air sampel tersebut. Hal itu
disebabkan karena absorben yang digunakan telah mengalami proses pencucian dari
pengukuran sampel sebelumnya.
Dari hasil
percobaan diatas dapat juga diketahui bahwa absorben yang paling efektif
memperkecil nilai konduktifiti sampel yaitu ijuk dan arang. Arang (Karbon
aktif) yang berwarna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya
serap yang jauh lebih besar dibandingkan denga karbon yang belum menjalani
proses aktivasi, serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu antara 300 sampai
2000 m/gram. Luas permukaan yang luas disebabkan karbon mempunyai kemampuan
menyerap gas dan uap atau zat yang berada didalam suatu larutan. Sifat dari
karbon aktif yang di hasilkan tergantung
dari bahan yang di gunakan, misalnya, tempurung kelapa menghasilkan arang yang
lunak dan cocok untuk menjernihkan air.
Berdasarkan daya serap karbon aktif, Pada proses adsorbsi ada
dua yaitu proses adsorpsi secara fisika dan adsorpsi secara kimia. Adsorpsi
secara fisika yaitu proses berlangsung cepat, dan dapat balik dengan panas
adsorpsi kecil (±5-6 kkal/mol), sehingga diduga gaya yang bekerja di dalamnya
sama dengan seperti cairan (gaya Van Deer Wals). Unsur yang terjerap
tidak terikat secara kuat pada bagian permukaan penjerap. Adsorpsi fisika dapat
balik (reversibel), tergantung pada kekuatan daya tarik antar molekul
penjerap dan bahan terjerap lemah maka terjadi proses adsorpsi, yaitu
pembebasan molekul bahan penjerap.
Dalam melakukan filterasi air, panjang dan banyaknya absorben
yang digunakan sangat mempengaruhi penyerapan yang membuat nilai konduktifiti
menjadi rendah. Jika semakin panjang alat filterasi dan semakin banyaknya
absorben yang digunakan maka air sampel yang dimasukkan kedalam alat filterasi
akan mengalami penyerapan yang sempurna karena partikel-partikel kecil yang
tersuspensi dalam air sampel akan terserap lebih banyak karena absorben yang
digunakan untuk menyerap partikel tersuspensi tersebut banyak.
Dari hasil pengamatan
yang diperoleh hasil tersebut masih jauh dengan apa yang diharapkan karena
nilai konduktifiti tersebut masih jauh dari nilai konduktifiti aquades yang
bernilai 0 µS, bearti alat filtrasi yang digunakan dan absorben yang digunakan
masih belum sempurna untuk melakukan filtrasi air.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Ø
Absorben yang digunakan untuk filterasi air
yaitu arang (karbon aktif);
Ø
Nilai konduktifiti hasil filtrasi dengan arang
aktif sebesar 131 µS;
Ø
Alat filterasi dapat dibuat dengan bahan-bahan
yang sederhana;
Ø
Alat filterasi yang digunakan masih belum
bekerja secara sempurna.
5.2 Saran
Untuk
melakukan filterasi air seharusnya panjang ukuran dan banyaknya absorben yang
digunakan harus diperhatikan dan absorben yang digunakan untuk filterasi harus
dicuci terlebih dahulu hingga bersih agar dapat bekerja dengan baik.
Daftar Pustaka
·
Bender, A.E. 1982. Dictionary Of
Nutrition And Food Technology. 6th
Edition.London : Butterworths.
·
DitJen POM, DepKes RI, 1995. Farmakope
Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta:
·
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
· Takeo,
C. and Myojo, S. 2000. Marked Effect Of Water Treatment
· http//aimyaya.co.id
· http//chem-is-try.org
LAMPIRAN
Alat filtasi Absorben
Hasil
Konduktifiti
No comments:
Post a Comment