LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
“Pembuatan
Buffer”
KELOMPOK 3:
INTAN MAULI IWARI
FUADY HANIEF
CHRISTIE ADI OKTAVIANA
ALI PANCA
KIMIA 4-A
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYAHID JAKARTA
Hari/Tanggal:Kamis/12 April
2012
Asisten
Labotorium:Muhammad Rafi H.
Dosen:La ode Sumarlin M.Si
PEMBUATAN BUFFER
I.Latar Belakang
Larutan
penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang
dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga
ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH
larutan tidak berubah.
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan ini dapat mempertahankan pH
pada daerah asam (pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah
(HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari
campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
CH 3 COOH (aq)
--> CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah
dengan basa kuat, dengan catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada
akhir reaksi hanya terdapat asam lemah dan garamnya (basa konjugasinya).
CH 3 COOH (aq)
+ NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) + H 2
O (l)
HA (aq) --> A -
(aq) + H + (aq)
Asam lemah Basa
konjugasi
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan ini dapat mempertahankan pH
pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah
(B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini bisa dibuat dengan
mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari
campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
NH 3 (aq) + H +
(aq) --> NH 4 + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah
dengan asam kuat, dengan catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada
akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan garamnya (asam konjugasinya).
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3(aq) + HCl (aq)
--> NH 4 Cl (aq)
reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai
berikut
B (aq) + H 2 O
(l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
PRINSIP
KERJA LARUTAN PENYANGGA
Sebenarnya penambahan sedikit asam,
basa, atau pengenceran pada larutan penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH
(tetapi besar perubahan pH sangatlah kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak
bertambah atau pH tetap pada kisarannya. Namun, jika asam atau basa ditambahkan
ke larutan bukan penyangga maka perubahan pH larutan akan sangat
mencolok.Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga
pH pada kisarannya adalah sebagai berikut.
a. Larutan Penyangga Asam HA/A -
HA
(aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Jika ditambah sedikit asam kuat (H + ).Ion H
+ dari asam kuat akan menaikkan konsentrasi H + dalam larutan,
sehingga reaksi kesetimbangan larutan terganggu; reaksi akan bergeser ke kiri.
Namun, basa konjugasi (A - ) akan menetralisir H + dan
membentuk HA
A - (aq) + H
+ (aq) → HA (aq)
sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat
perubahan konsentrasi H + yang berarti, besarnya pH dapat
dipertahankan pada kisarannya.jika ditambah sedikit basa kuat (OH -
).Ion OH - dari basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam
larutan, sehingga konsentrasi H + menurun dan kesetimbangan larutan
terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan terionisasi membentuk H
+ dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan
OH - (aq) + H
+ (aq) → H 2 O (l)
HA (aq) → A - (aq)
+ H + (aq)
sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat
perubahan konsentrasi H + yang nyata; pH larutan dapat dipertahankan
pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir penambahan sedikit basa OH
- .
HA (aq) + OH -
(aq) → A - (aq) + H 2 O (l)
Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H 2
O) pada larutan. Air (H 2 O) akan mengalami reaksi kesetimbangan
menjadi H + dan OH -, namun H 2 O yang terurai
sangat sedikit. Jadi, konsentrasi H + dan OH - sangat
kecil, sehingga dapat diabaikan.
b. Larutan Penyangga Basa B/BH +
B (aq) + H 2 O
(l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
Penambahan sedikit asam kuat (H + ).ion H +
dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH - pada larutan, sehingga
konsentrasi OH - menurun dan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
kiri. Basa lemah (B) dalam larutan akan bereaksi dengan H 2 O
membentuk asam konjugasinya dan ion OH - .
H + (aq) + OH
- (aq) → H 2 O (l)
B (aq) + H 2 O
(l) → BH + (aq) + OH - (aq)
Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH
yang nyata, besarnya pH dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan
penambahan sedikit asam (H + ).
B (aq)
+ H + (aq) → BH + (aq)
Penambahan sedikit basa kuat (OH - ),Adanya basa
kuat (OH - ) dapat meningkatkan konsentrasi OH - dalam
larutan, sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Namun adanya asam
konjugasi (BH + ) dapat menetralkan kehadiran OH - dan
membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan tidak terdapat
perubahan konsentrasi OH - yang nyata, dan pH larutan dapat
dipertahankan.
BH + (aq) + OH
- (aq) → B (aq) + H 2 O (l)
Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung
terionisasi menjadi H + dan OH -, namun konsentrasi H
+ dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
LARUTAN
PENYANGGA ASAM
pH larutan penyangga asam tergantung
pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka) dan perbandingan konsentrasi asam dengan
konsentrasi basa konjugasinya, contoh larutan penyangga asam adalah campuran
dari larutan asam asetat (CH 3 COOH) dan larutan natrium asetat (CH
3 COONa), asam asetat akan terionisasi sebagian, sedangkan natrium asetat
akan terionisasi sempurna. Jika terdapat a mol asam asetat dan g mol natrium
asetat, maka susunan reaksinya sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq)
→
CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
CH
3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq)
+ Na + (aq)
Reaksi kesetimbangan asam asetat mempunyai
harga tetapan ionisasi (Ka) adalah:
sehingga
Berdasarkan kedua reaksi di atas,
persamaan tetapan ionisasi Ka, ion CH 3 COO - berasal
dari garam dapat mendorong kesetimbangan menuju ke arah kiri, sehingga jumlah
mol CH 3 COOH bertambah. Jumlah CH 3 COOH yang
terionisasi sebesar (a - α) mol dan jumlah ion CH 3 COO -
adalah (g + α) mol. Namun karena α sangat kecil nilai α diabaikan, sehingga mol
CH 3 COOH = a mol dan mol CH 3 COO - = g mol.
LARUTAN
PENYANGGA BASA
pH larutan penyangga basa bergantung
pada tetapan ionisasi basa (Kb), dan perbandingan konsentrasi basa (lemah)
dengan konsentrasi asam konjugasinya. Contoh larutan penyangga basa adalah
campuran dari gas amonia (NH 3 ) dengan larutan amonium klorida (NH 4
Cl).
Amonia merupakan basa lemah, sehingga
hanya terionisasi sebagian, sedangkan amonium klorida akan terionisasi
sempurna. Jika terdapat b mol amonia dan g mol amonium klorida, maka susunan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H 2
O (l) --> NH 4 + (aq) + OH -
(aq)
NH 4 Cl (aq)
--> NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Pada reaksi kesetimbangan amonia,
harga tetapan ionisasi basa adalah sebagai berikut.
sehingga
Berdasarkan kedua reaksi di atas, NH
4 + dari amonium klorida akan menggeser kesetimbangan
amonium, sehingga reaksi bergeser ke kiri dengan jumlah mol NH 4 +
bertambah dari g menjadi (g + α) mol dan mol NH 3 dari b menjadi (b
– α) mol. Karena besarnya α sangat kecil, maka pertambahan jumlah mol NH 4
+ dan NH3 diabaikan, sehingga mol NH 3 = b
mol, dan mol NH 4 + = g mol.
FUNGSI
LARUTAN PENYANGGA
Larutan penyangga sangat penting
dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat
warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan
dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga
harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
·
Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada
beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya
penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari
campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq)
--> HCO 3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan
penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah
yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis,
yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat
para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H
2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi
(bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang
dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi
kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) →
HbO 2 - + H +
Asam
hemoglobin ion aksi hemoglobin.Keberadaan
oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2
bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H
+ dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang
dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran
penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal
dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - )
dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 -
(aq) + H + (aq) → H
2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq)
+ OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq)
) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4.
Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
II.Tujuan
a.
MENGETAHUI
CARA PEMBUATAN BUFFER
b.
MENGETAHUI
PRINSIP PRINSIP PERHITUNGAN KIMIA DALAM PEMBUATAN BUFFER
III.Metode
a. Alat
dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah beaker
glass 50 mL,batang pengaduk,pipet tetes,label,gelas ukur,pipet ukur dan
pH-meter.
Bahan yang di gunakan dalam praktikum adalah asam asetat
0,1 N,natrium asetat,Na2HPO4 0,0067 N,KH2PO4 0,067 N,larutan buffer 7 standar
kalibrasi.
b.
Prosedur
kerja
b.1 Pembuatan
buffer standar asetat
Larutan
asam asetat 0,1 N dicampurkan dengan larutan natrium asetat 0,1 N dengan
perbandingan yang telah di tentukan,setelah tercampur homogen,diukur pH larutan
buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu
di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil
perhitungan secara matematis.
b.2 Pembuatan
buffer standar fosfat
Larutan
Na2HPO4 0,067 N di campurkan dengan larutan KH2PO4 0,067 N dengan perbandingan
volume yang di tentukan,Setelah tercampur homogen,di ukur pH buffer dengan pH
meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu di bandingan pH
buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan secara
matematis.
Tabel
Alat yang di gunakan dalam praktikum
1
|
Beaker
Glass
|
|
Rp57500
|
+50
|
Rp 575
|
Di
ambil beaker glass dengan hati hati
Di
isi dengan bahan yg di gunakan
Setelah
di gunakan buang bahan yg ada di dalamnya
Dicuci
hingga bersih
|
2
|
Batang
Pengaduk
|
|
Rp 6875
|
+40
|
Rp 68,75
|
Di ambil batang pengaduk
Di gunakan untuk mengaduk bahan
kimia
Setelah di gunakan di cuci dan di
bilas
|
3
|
Gelas Ukur
|
|
Rp133375
|
+20
|
Rp1333,75
|
Di ambil gelas ukur untuk mengukur
volume larutan liat skala volume untuk menakar batas volume yg ingin di
gunakan
|
4
|
Pipet Tetes
|
|
Rp 1150
|
+25
|
Rp11,5
|
Di ambil pipet tetes dengan hati
hati kemudian di tekan bulb pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi
larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bulb kembali untuk
mengeluarkan larutan
|
5
|
Pipet Ukur
|
|
RP78300
|
+20
|
Rp783
|
Di ambil pipet ukur dengan hati
hati kemudian di putar alat penghisap larutan pada pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg
berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bagian atas alat
penghisap untuk mengeluarkan larutan
|
6
|
pH-Meter
|
|
Rp 428000
|
+35
|
Rp4280
|
Di hubungan alat pH-meter dengan
sumber listrik bila ada,tekan tombol on pada alat kemudian tekan tombol
kalibrasi sambil di masukan batang sensor dan lakukan kalibrasi dengan
larutan standar pH 7,setelah di kalibrasi di masukan batang sensor ke dalam
sampel uji
|
Tabel
bahan yang di gunakan dalam praktikum
No
|
Nama Bahan
|
Gambar Molekul
|
Jumlah menurut modul
|
Jumlah real yang digunakan
|
Prediksi Harga
(Rp)
|
MSDS
|
Pengolahan Limbah
|
1
|
Asam asetat
|
|
600 mL
|
150 ml
|
Rp 4000/L
|
ada
|
Pada serbuk
di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan
dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah
cair
|
2
|
Natrium asetat
|
|
400 mL
|
100 mL
|
Rp
|
ada
|
Pada serbuk
di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan
dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah
cair
|
3
|
Na2HPO4
|
|
160 mL
|
40 mL
|
Rp
|
-
|
Pada serbuk
di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan
dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah
cair
|
4
|
KH2PO4
|
|
340 mL
|
85 mL
|
Rp
|
-
|
Pada serbuk
di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan
dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah
cair
|
MSDS
asam asetat
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.
Bau: pedas, cuka-seperti, asam (Strong.)
Rasanya: Cuka, asam (Strong.)
Berat Molekul: 60,05 g / mol
Warna: tak berwarna. Jelas (Light.)
pH (1% soln / air): [. Asam] 2
Titik Didih: 118,1 ° C (244,6 ° F)
Melting Point: 16,6 ° C (61,9 ° F)
Kritis Suhu: 321,67 ° C (611 ° F)
Spesifik Gravity: 1,049 (Air = 1)
Tekanan Uap: 1.5 kPa (@ 20 ° C)
Kepadatan uap: 2.07 (udara = 1)
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: 0,48 ppm
Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam air; log (minyak / air) = -0.2
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.
Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut dengan Gliserol, alkohol, Karbon Benzene,Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam disulfida Karbon.
Bau: pedas, cuka-seperti, asam (Strong.)
Rasanya: Cuka, asam (Strong.)
Berat Molekul: 60,05 g / mol
Warna: tak berwarna. Jelas (Light.)
pH (1% soln / air): [. Asam] 2
Titik Didih: 118,1 ° C (244,6 ° F)
Melting Point: 16,6 ° C (61,9 ° F)
Kritis Suhu: 321,67 ° C (611 ° F)
Spesifik Gravity: 1,049 (Air = 1)
Tekanan Uap: 1.5 kPa (@ 20 ° C)
Kepadatan uap: 2.07 (udara = 1)
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: 0,48 ppm
Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam air; log (minyak / air) = -0.2
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.
Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut dengan Gliserol, alkohol, Karbon Benzene,Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam disulfida Karbon.
Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkinmenghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkinmenghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.
Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit :Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius:Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.
Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.
Serius Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar orang.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Serius tertelan: Tidak tersedia.
Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:
Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan inert dan tempat kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik. Jika diperlukan: Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
Tumpahan Besar:Mudah terbakar cair. Korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Stop bocor jika tanpa risiko. Jika produk dalam bentuk padat: Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika produk dalam bentuk cair: Menyerap dengan bumi KERING, pasir atau non-materi yang mudah terbakar. Jangan sampai air di dalam kontainer. Menyerap dengan bahan inert dan menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah yang baik. Jangan menyentuh bahan tumpah. Gunakan air semprot tirai untuk mengalihkan melayang uap. Mencegahnya masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas; tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan bila dibuang. Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada konsentrasi tingkat di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan pemerintah setempat.
Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Ground semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak bernapas gas / asap / uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen, logam, asam, alkali.
Penyimpanan:
Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Ground semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak bernapas gas / asap / uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen, logam, asam, alkali.
Penyimpanan:
Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk menjaga konsentrasi udara uap di bawah masing-masingambang batas nilai. Pastikan bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi kerja stasiun.
Pribadi Perlindungan:Splash kacamata. Sintetis celemek. Uap respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan(Tahan).
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai. Uap respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk
Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:
Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan pengendalian lingkungan.
MSDS
Natrium Asetat
Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Granular, bubuk
kristal.)
Bau: berbau ke asetat (Slight.)
Rasa: Tidak tersedia.
Berat Molekul: 82,03 g / mol
Warna: tak berwarna. Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 11
Titik didih: Tidak tersedia.
Melting Point: 324 ° C (615,2 ° F)
Suhu kritis: Tidak tersedia.
Spesifik Gravity: 1,528 (Air = 1)
Tekanan Uap: Tidak dipakai.
Kepadatan uap: Tidak tersedia.
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.
Bau: berbau ke asetat (Slight.)
Rasa: Tidak tersedia.
Berat Molekul: 82,03 g / mol
Warna: tak berwarna. Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 11
Titik didih: Tidak tersedia.
Melting Point: 324 ° C (615,2 ° F)
Suhu kritis: Tidak tersedia.
Spesifik Gravity: 1,528 (Air = 1)
Tekanan Uap: Tidak dipakai.
Kepadatan uap: Tidak tersedia.
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.
Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi proses menelan, dari inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).
Potensi Efek Kesehatan kronis:Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.
PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Paparan berulang atau berkepanjangan tidak diketahui memperburuk kondisi medis.
Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi proses menelan, dari inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).
Potensi Efek Kesehatan kronis:Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.
PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Paparan berulang atau berkepanjangan tidak diketahui memperburuk kondisi medis.
Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. dingin air dapat digunakan.
Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.
inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian jika gejala muncul.
Penghirupan serius: Tidak tersedia.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
Kulit:Cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. dingin air dapat digunakan.
Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.
inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian jika gejala muncul.
Penghirupan serius: Tidak tersedia.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.
Bagian
6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika perlu: Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan regional.
Tumpahan Besar:Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sanitasisistem.
Tumpahan Kecil:Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika perlu: Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan regional.
Tumpahan Besar:Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sanitasisistem.
Bagian
7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer kosong menimbulkan risiko kebakaran, menguap residu di bawah fume hood. Tanah semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakailah pakaian pelindung yang sesuai. Dikasus ventilasi tidak cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, asam.
Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan paparan batas. Jika operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara
di bawah batas yang diperbolehkan.Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab mantel. Debu respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara.Sarung tangan.
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai. Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk.
Batas: Tidak tersedia.
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer kosong menimbulkan risiko kebakaran, menguap residu di bawah fume hood. Tanah semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakailah pakaian pelindung yang sesuai. Dikasus ventilasi tidak cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, asam.
Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan paparan batas. Jika operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara
di bawah batas yang diperbolehkan.Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab mantel. Debu respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara.Sarung tangan.
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai. Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk.
Batas: Tidak tersedia.
Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan pengendalian lingkungan
Limbah Pembuangan:Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan pengendalian lingkungan
IV.Hasil dan Pembahasan
1.
Buffer Asetat
Percobaan
|
CH3COOH 0,1 N
|
CH3COONa 0,1 N
|
pH percobaan
|
pH teori
|
1
|
46,75 mL
|
3,75 mL
|
3,54
|
3,67
|
2
|
41 mL
|
9 mL
|
4,12
|
4,10
|
3
|
31,5 mL
|
18,5 mL
|
4,35
|
4,53
|
4
|
20 mL
|
30 mL
|
4,95
|
4,93
|
5
|
10,5 mL
|
39,5 mL
|
5,38
|
5,33
|
2.
Buffer Fosfat
Percobaan
|
Na2HPO4 0,067 N
|
KH2PO4 0,067 N
|
pH teknis
|
pH teori
|
1
|
12,5 mL
|
23,75 mL
|
5,47
|
5,58
|
2
|
3 mL
|
22 mL
|
5,28
|
5,99
|
3
|
6,625 mL
|
18,375 mL
|
5,60
|
6,42
|
4
|
12,5 mL
|
12,5 mL
|
6,13
|
6,86
|
5
|
17,875 mL
|
7,125 mL
|
6,45
|
7,26
|
Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki kemampuan
untuk mempertahankan pH bila ditambahkan asam ataupun basa. Larutan buffer
terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-). Dalam
percobaan ini larutan yang digunakan adalah asam asetat yang merupakan asam
lemah dan garam natrium asetat yang merupakan basa konjugasinya.
Pada
percobaan pembuatan larutan buffer, pH buffer asetat dan pH buffer fosfat tidak
sesuai dengan pH menurut teori yang ada. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara pH yang diharapkan dengan pH yang dihasilkan. Hal ini bisa jadi
dikarenakan oleh kurang telitinya dalam pencampuran,ataupun kesalahan dalam
perhitungan konsentrasi asam asetat dan natrium asetat yang digunakan dalam
pembuatan larutan buffer. Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh pH meter.
Low battery pada pH meter dapat menggangu pembacaan pH dan juga bisa juga
disebabkan oleh rusaknya membrane gelas yang terdapat pada gelembung elektroda
pH meter Sehingga pembacan pH-nya tidak akurat.
Jika
larutan buffer ditambahkan asam atau basa. Larutan tersebut mampu
mempertahankan pHnya. Contohnya larutan buffer asetat ketika ditambahkan asam
klorida larutan tersebut mampu mempertahankan pH-nya sehingga tidak terjadi
perubahan pH yang signifikan. Hal ini terjadi karena ketika larutan buffer
asetat ditambahkan asam klorida, komponen CH3COO- bekerja
untuk menetralkan ion H+ larutan asam klorida. Akibatnya,
kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO-
akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul CH3COOH akan meningkat
(Anonim,B)
CH3COO-(aq)
+ H+(aq) → CH3COOH(aq)
Begitu
juga, jika larutan buffer asetat ditambahkan basa dalam hal ini natrium
hidroksida. komponen CH3COOH bekerja untuk menetralkan ion OH-
larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan.
Jumlah molekul CH3COOH akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO-
akan meningkat (Anonim,B)
CH3COOH(aq)
+ OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Pada percobaan
buffer fosfat terjadi reaksi :
Na2+ + HPO4- → Na2HPO4
K+ + H2PO4-
→ KH2PO4
Sistem
buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan
pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4 2-) yang merupakan
penerima hidrogen (basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan
dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikutnya:
H2PO4
- ↔ H+ + HPO42-
Ketika
ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat,
keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan
bereaksi dengan ion hydrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat).
Ketika larutan semakin alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah
kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hydrogen dan
menghasilkan air).
V.Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum ini adalah
- Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan garam atau basa konjugasi. Larutan buffer asetat dapat dibuat dari campuran Asam asetat (CH3COOH) dan KH2PO4 sebagai asam lemahnya dan garam Natrium asetat (CH3COONa) dan Na2HPO4 sebagai basa konjugasinya.
- Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit asam atau basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa konjugasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Day,RA and Underwood AL.1992.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,Jakarta;Erlangga
Hermanto,Sandra,Msi.2007.Petunjuk Praktikum Biokimia 1.Jakarta;UIN
Syahid Jakarta
Koolman,Jan.1994.Biokimia.Jakarta;Hipokrates FKUI
Linggih,S.R dan P Wibowo.1988.Ringkasan kimia.Ganeca Exact Bandung;Bandung
1 comment:
Terima kasih Ka Ali sudah berbagi ilmunya, sangat membantu :)
Post a Comment