LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PEMISAHAN ALKOHOL PADA AIR TAPAI KETAN DENGAN ALAT
DESTILASI SEDERHANA
Oleh
ALI
PANCA
KIMIA 3-A
1110096000028
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
PEMISAHAN ALKOHOL PADA AIR TAPAI KETAN DENGAN ALAT
DESTILASI SEDERHANA
Oleh :
Ali Panca, Kimia 3-A, 1110096000028, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan
tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi)
bahan pangan berkarbohidrat, Tapai hasil fermentasi
dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman,
mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun secara biologis melalaui fermentasigula
dengan ragi. Proses membiakkan ragi untuk mendapatkan alkohol
disebut sebagai fermentasi. Alat
destilasi sederhana ( alat – alat yang dibuat dari perabotan rumah tangga)
biasa mendestilat kandungan alkohol dalam tapai ketan. Dari hasil percobaan diatas,
alkohol yang didapatkan dari air tapai ketan yang didestilasi dari alat
destilasi sederhana yaitu 20 ml dari 200 ml dan kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 10%.
Kata kunci : Alkohol, Tapai Ketan, Fermentasi, Destilasi
PENDAHULUAN
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan
tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi)
bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong
(ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai
singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan
putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan".Dalam
proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme
seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii,
Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain. Tapai hasil
fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis
keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Umumnya, tapai
diproduksi oleh industri kecil dan menengah sebagai kudapan atau hidangan
pencuci mulut.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan kadar alkohol (etanol) yang terkandung dalam
air tape ketan hitam
melalui proses destilasi uap. Berikut adalah kadar etanol
yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan menggunakan kit yang diperoleh
dari Boehring Mannheim:
kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% setelah 60 jam 3.380% . Alkohol (etanol) adalah cairan transparan, tidak berwarna, cairan yang mudah bergerak, mudah menguap, dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform, diperoleh melalui fermentasi karbohidrat dari ragi. Alkohol biasanya diartikan sebagai etil alkohol (CH3CH2OH/ C2H5OH), mempunyai densitas 0,78506 g/ml pada 25°C, titik didih yaitu 78,4°C, tidak berwarna, dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% setelah 60 jam 3.380% . Alkohol (etanol) adalah cairan transparan, tidak berwarna, cairan yang mudah bergerak, mudah menguap, dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform, diperoleh melalui fermentasi karbohidrat dari ragi. Alkohol biasanya diartikan sebagai etil alkohol (CH3CH2OH/ C2H5OH), mempunyai densitas 0,78506 g/ml pada 25°C, titik didih yaitu 78,4°C, tidak berwarna, dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol dapat
diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun
secara biologis melalaui fermentasigula dengan ragi.
Etanol untuk kegunaan konsumsi manusia (seperti minuman beralkohol)
dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara fermentasi. Spesies ragi tertentu (misalnya Saccharomyces cerevisiae) mencernagula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
Proses membiakkan ragi untuk mendapatkan
alkohol disebut sebagai fermentasi.
Konsentrasi etanol yang tinggi akan beracun bagi ragi. Pada jenis ragi yang
paling toleran terhadap etanol, ragi tersebut hanya dapat bertahan pada
lingkungan 15% etanol berdasarkan volume.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Alkohol
juga terjadi dalam proses peragian beras ketan yang menghasilkan produk tape. Ketan
(atau beras ketan), berwarna hitam,
tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Proses
pembuatan tape ketan melibatkan peran mikroba dalam bentuk ragi. Ragi adalah
suatu inokulum padat yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri
yang berfungsi sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan
sebagai zat pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena
diolah dari bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat
menimbulkan panas pada tubuh makhluk hidup.
METODE
PENELITIAN
Waktu
dan Lokasi Penelitian
Pembuatan Tapai Ketan dilakukan di rumah Ali Pancap
pada hari Selasa, 22 November 2011. Penelitian jadar alcohol dilaksanakan
pada hari Jumat,
25 November 2011 di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Alat
dan Bahan
Pembuatan
Tape ketan
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beras ketan hitam, ragi, dan aquades.
Alat yang digunakan adalah alat desilasi uap sederhana, kompor gas, wadah
ketan, panci, dandang dan daun jambu.
Penentuan
Kadar Alkohol
Bahan
yang digunakan adalah air hasil destilat, larutan K2Cr2O7
dan larutan H2SO4 pekat. Alat yang digunakan adalah alat
destilasi uap sederhana, alumunium foil,
tabung reaksi dan beaker glass 50 ml.
Tahapan
Penelitian dan Cara Kerja
Pembuatan
Tape Ketan
Beras
ketan hitam sebanyak 1 liter dicuci dan direndam
dalam panci selama 10 menit, beras ketan kemudian dikukus selama kurang lebih
90 menit sehingga menjadi lunak dan lengket. Beras ketan tersebut didinginkan,
dan selanjutnya ditaburi ragi dengan perbandingan 1 liter ketan: 1 butir ragi (1
butir = 5 gram), lalu disimpan dalam panci
yang atasnya ditutup rapat dengan daun jambu air dan
dibiarkan untuk fermentasi pada suhu kamar 40°C dan 50°C, dan mendiamkannya
selama tiga malam hingga terbentuk
tape. Kemudian diukur kadar alkoholnya pada air
tape
tersebut.
Penentuan
kadar Alkohol
Cairan tape ketan didistilasi dengan
menggunakan alat destilasi uap. Destilasi dilakukan dengan teko air yang dibuat
secara sederhana. Keadaan
kondensor dari alat destilasi itu harus sempurna agar mendapatkan destilat
dalam hal ini yaitu alcohol (etanol) yang sempurna). Alkohol ditentukan
kadarnya dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam
dengan penambahan H2SO4, serta dengan reaksi uji nyala.
ANALISIS
DATA
Data
yang dihasilkan dalam percobaan ini
yaitu, dari 200 mL air tapai yang didestilasi menghasilkan 20 mL alkohol.
Kadar
alkohol yang dihasilkan dari air tape ketan adalah
%Kadar Alkohol = Volume
akhir x 100 % =
volume awal
= 20 mL x 100 % = 10
%
200 mL
Jadi,
kadar alkohol yang dihasilkan adalah 10%.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pembuatan
Tapai
Ketan
Pada
pembuatan tape, sebelum difermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti beras
pada umumnya. Namun setelah mengalami fermentasi, beras ketan tersebut
mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan
air yang mengandung alkohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi
tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan
mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alkohol dan menghasilkan
air. Sebelum dikukus, beras ketan direndam selama 10 menit untuk menambah ketan
supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi,
ketan menjadi lunak. Ketan tidak boleh terkena air, jika sudah diberi ragi,
karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan
sempurna. Ketan juga diletakkan atau disimpan dalam tempat yang kedap udara dalam hal ini tapai yang sudah diberi ragi ditutup
rapat dalam panci dengan meletakkan daun jambu air diatasnya.
Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal.
Ketan yang merupakan karbohidrat
diubah oleh ragi menjadi alkohol dan air. Dengan adanya alkohol, tape ketan
bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum, dan karbohidrat
kompleks, derajat keasaman (pH5-6) dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena
fermentasi pada ketan, beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar
bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang
digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan
mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila
terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis. Fermentasi
yang terjadi yaitu perubahan
pati menjadi gula, dan oleh ragi gula dirubah menjadi alkohol, sehingga ketan
menjadi berair dan manis serta menimbulkan bau alkohol. Proses fermentasi yang terjadi pada tapai tersebut
adalah :
2(C6H10O5)n
+ nH2O → n C12H22O11
Amilum/patiamilase maltosa
C12H22O11
+ H2O → 2C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ CO2
Glukosa alkohol
Kadar
Alkohol
Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil nyata dengan tape ketan yang
dihasilkan. Dalam hal ini, alat destilasi uap yang digunaan untuk menentukan
kadar alkohol dalam air ketan menggunakan alat destilasi sederhana, dimana
dibuat dari teko air listrik.
Teko digunakan sebagai wadah penempatan air tape yang akan
didestilasi. Kemudian air tape dituang ke dalam teko
sebanyak 200
ml yang sebelumnya air tape yang dihasilkan dari proses pembuatan tape sebanyak
500 ml. Kemudian ditunggu
sampai air tetesan keluar dari selang yang berada di dalam alat destilasi.
Air
tetesan tersebut berasal dari uap yang berubah menjadi cair dan kemudian
mengalir melewati kondensor dan tetesan tersebut menetes yang dialiri kedalam
beaker glass untuk menampung air hasil destilat yang ditutup dengan alumunium
agar air hasil destilat tidak menguap.
Setelah
beberapa lama, kemudian alkohol
hasil destilat yang dihasilkan sebanyak 20
ml.
Lalu alcohol hasil destilasi dicek kadarnya. Beberapa
tetes 2 ml alcohol ditambah dengan larutan K2Cr2O7
lalu ditambahkan dengan H2SO4 pekat yang
menghasilkan larutan sedikit berwarna bening agak kehijauan. Ini membuktikan
bahwa kadar alkohol primer yang dihasilkan dari penelitian ini hanya sedikit dan masih banyak mengandung air sehingga
warna larutan yang dihasilkan adalah bening agak sedikit kehijauan. Selanjutnya alcohol diuji dengan reaksi uji nyala.
Beberapa tetes alcohol hasil destilasi diteteskan keatas alumunium foil yang
diletakkan pada cawan petri, alcohol tersebut lalu dibakar dengan api terbentuk
nyala api berwarna biru. Hal ini menunjukkan bahwa hasil destilasi tersebut
positif mengandung alcohol. Dari hasil perhitungan
didapatkan bahwa kadar alkohol yang dihasilkan adalah sebesar 10% menurut teori kadar alcohol yang didapatkan dari
hasil destilasi tapai yang didiamkan selama tiga hari yaitu
3.380%. Bearti hasil destilasi percobaan masih banyak mengandung
air, ini juga yang menyebabkan pada saat direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam
suasana asam hanya terjadi perubahan warna hijau yang terlalu muda. Kesalahan
ini terjadi dikarenakan karena alat destilasi yang kurang sempurna dan keadaan
kondensornya yang tidak berfungsi secara baik.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dari hasil percobaan diatas,
alkohol yang didapatkan dari air tapai ketan yang didestilasi dari alat
destilasi sederhana yaitu 20 ml dari 200 ml dan kadar alkohol yang
dihasilkan sebesar 10%. Hasil destilasi
ini bukan alkohol murni tetapi masih mengandung air. Alcohol yang didapatkan
dari hasil destilasi berwarna bening, berbau aromatik.
Dari hasil percobaan seharusnya dalam mendestilasi air
tapai menjadi alkohol ditambahkan sedikit garam agar mendapatkan alkohol murni
dari hasil destilasi tersebut. Dan kondisi dari alat destilasi termasuk kondensornya
harus dalam kondisi yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, J.K. 1991. Muhr Brem Berm Ketan yang Dibuat
Dan Dua Macam Ragi dan
Diperam
Dalam Beberapa Wadah, Tesis Pasca Sarjana, IPB, Bogor.
Kasmidjo, R.B. 1999. Pembuatan dan Pemanf aatan
Ragi. Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi, Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Kuswanto, K.R. 1994. Food Fermentation of Cassava In Indonesia,
Application and Conhol
of
Microorganism In Asia, Proceedings af The International Workrhop On
Application
and Control of Microorganism In Asia, Science
and Technology
Agency, RIKEN, Japan Intemational Science and
Technology Exchange Cenhe.
Purwantari, S.E., Ari, S. dan Ratna.S. 2004.
Fementasi I Ganyong (Canna edulis Ker.) untuk
Produksi Etanol oleh Aspergillus dan Zymomonas mobilis.
J. Bioteknologi
1(2):43-47.
Sulistyawan, R.D.T. 2002. Mufu Tape 4 Macam Beras Ketan. Fak. Biologi. Univ.
Atma Jaya
Yogyakarta.
Wahyuningsih, S.S., Mursyanti, E. dan Kianto, A. 2004.
Pola Pemunbuhan dan Produksi
Amilase Bacillus amyloliguefaciens pada Subshat Pati Jagung
dengan Variasi pH
dan Waktu Inkubasi. Biota M (2) :84-91.
Wiyono, E.M.S. 2005. Fermentmi Nira Siwalan oleh Saccharomyces
cervisiae Dengan
Variasi Kadar Sukrosa Dan Sari Kacang Hijau. Fak. Biologi Univ. Atma Jaya
Yogyakarta.
Winata, L. 1989. Pembuatan Ragi Tape Dengan Menggunakan
Berbagai Jenis Substrat,
Fatemeta, IPB,
Bogor.
2 comments:
mg bermanfaat gan..
makasih gan ilmu yang diberikan
Post a Comment