Thursday, July 12, 2012

TEMBAGA (II) AMMONIUM BERHIDRAT DAN TEMBAGA (II) TETRAAMIN SULFAT BERHIDRAT



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
TEMBAGA (II) AMMONIUM BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRAAMIN SULFAT BERHIDRAT 

 
Disusun Oleh :
Ali Panca
Kimia 3-A
1110096000028
Kelompok 5





PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011

PERCOBAAN VIII
TEMBAGA (II) AMMONIUM BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRAAMIN SULFAT BERHIDRAT

Rabu, 16 November 2011

I.          TUJUAN
·         Mempelajari pembuatan tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat dan tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat.

II.       DASAR TEORI
Phull, 1981, dan Fuithlerr, 1981, menuliskan teori mekanisme terbentuknya deposit senyawa garam yang mayoritas komposisinya adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Turnbull, 1993, La Que dan May, 1982, menerangkan bahwa senyawa garam yang terbentuk, dinamakan calcareous, dapat mengurangi kebutuhan arus.
Zat padat dapat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Dalam kristal, atom atau molekul penyusun memiliki struktur tetap (tetapi dalam amorf tidak) dan titik leburnya pasti. Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat menduduki tempat yang gelap dalam kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas.
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu(I) sangat mudah teroksidasi menjadi Cu(II). Namun osidasi selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam berbagai anion didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan kompleks sulfat biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa ini dapat terhidrasi membentuk anhidrat yang benar–benar putih. Penambahan ligan terhadap larutan akan menyebabkan pembentukan ion kompleks dengan pertukaran molekul air secara berurutan.
Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Sedangkan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamminkobalt(III) kloroda Co(NH3)6Cl3 dan kalium heksasianoferat(III) K3Fe(CN)6. Bila suatu kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi), komponen-komponennya misalnya :
Ag(NH3)2+ Ag+ + 2NH3
Suatu zat cair jika didinginkan, terjadi gerakan translasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul-molekul makin besar hingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Panas yang terbentuk pada kristalisasi disebut panas pengkristalan. Selama pengkristalan terjadi kesetimbangan dan akan turun lagi saat pengkristalan selesai.
Salah satu contoh garam rangkap yaitu FeSO4(NH4)SO4.6H2­­O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan. Semua garam-garam tersebut terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat), lalu didinginkan. Kristal-kristal alumi, yang mengendap akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, dapat dimurnikan lewat kristalisasi karena kelarutannya meningkat secara mencolok dengan meningkatnya suhu. Kristal-kristalnya biasanya berbentuk oktahedral.
Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Kompleks ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat berdiri sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam hal ini, kompleks yang terbentuk masing-masing berisi sebuah komponen, tetapi ada pula yang terjadi dari lebih banyak komponen seperti kompleks [Pt(NH3)2Cl4] dan [Pt(NH3)Cl3]. Contoh dari garam rangkap adalah garam alumia, KAI(SO4)2.12H2O dan feroammonium sulfat, Fe(NH3)2(SO4).6H2O.
Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Salah satu tipe reaksi kimia yang dapat merupakan dasar penetapan titrimetri, mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit sekali terdisosiasi. Satu contoh adalah reaksi ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion kompleks Ag(CN)2- yang sangat stabil.
Kedua garam ini mempunyai struktur yang berbeda. Pembuatan garam ini sangat sederhana yaitu melalui pendinginan larutana pekat yang mengandung ion Cu2+, ion ammonium dan sulfat. Bentuk kristalnya seperti monoklin dengan rumus molekul Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O atau CuSO4(NH4)2SO4.6H2O, empat dari enam molekul airnya merupakan ion tembaga(II) hidrat, Cu(H2O)42+ sehingga rumusnya dapat ditulis dengan Cu(H2O)4(NH4)2.2H2O.
Pada garam tetra amin yang rekristalisasinya dari larutan ammonium pekat, empat molekul NH3 akan menggantikan molekul H2O pada ion tembaga (II). Kristalnya juga mengandung Cu(NH3)42+ dan SO42-. Sehingga rumus molekulnya adalah Cu(NH3).4SOH2O.

III.    ALAT & BAHAN

1.      Alat :
·         Gelas piala
·         Gelas ukur                                
·         Neraca            
·         Penanggas air
·         Pipet tetes
·         Pipet volume
·         Kertas saring
·         Corong
·         Kaca arloji
·         Lumpang
·         Batang pengaduk
·         Labu erlenmeyer

2.      Bahan :
·         CuSO4.5H2O
·         NH4OH pekat
·         (NH4)2SO4
·         Alkohol 95%
·         Aquades








IV. PROSEDUR KERJA
1. Tembaga (II) Ammonium Sufat Hidrat
Ditimbang masing-masing 5 gram CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4

 
                                                                       

Dilarutkan dalam 12 ml air panas dalam gelas piala, kemudian ditutup dengan kaca arloji.

Didinginkan, lalu disaring Kristal yang terbentuk dan dikeringkan diudara terbuka diatas kertas saring
Rendemen dihitung
 













2. Tembaga (II) tetra amin Sulfat Hidrat
Ditimbang 6,25 gram CuSO4.5H2O, dan dihaluskan
Endapan ditimbang, dihitung rendemen.
 

                                                                                                                 

Didiamkan sebentar, kemudian didinginkan dalam penanggas es.
Endapan disaring
Dilarutkan dengan 6 ml H2O dan 10 ml NH4OH pekat.
Ditambahkan 10 ml alkohol 95% sedikit demi sedikit.
Endapan dicuci dengan campuran NH4OH pekat dengan alkohol
Kemudian dicuci dengan alkohol.
 











V. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
No.
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Ditimbang CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4
massa CuSO4.5H2O = 5,0 gram; kristal berwarna biru muda.
massa (NH4)2SO4 = 5,0 gram; kristal berwarna hijau muda.
2.
Dilarutkan dalam 12 ml air panas
larutan berubah warna menjadi hijau kekuningan dan terdapat endapan kristalin.
3.
Kristal disaring, dikeringkan, dan ditimbang.
Kristal yang terbentuk berwarna hijau kekuningan. Massa kristal yang terbentuk = 2,86 gram (belum dikurang massa kertas saring)


2. Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
No.
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Ditimbang CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O = 6,25 gram
2.
Dilarutkan dalam H2O
Terbentuk campuran berwarna biru
3.
Ditambahkan NH4OH, kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit alkohol
Warna larutan dan endapan menjadi biru tua
4.
Endapan disaring; dicuci dengan campuran larutan NH4OH dan alkohol.
endapan yang disaring berwarna biru tua.
5.
Endapan yang telah kering ditimbang.
massa endapan = 5,52 gram (belum dikurang massa kertas saring)



VI. PERHITUNGAN
1. Pembuatan Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui :
·         Massa kertas saring     = 0,36 gram
·         Massa kristal total       = 2,86 gram
·         m CuSO4(NH4)2SO4.6H2O      = massa kristal total – massa kertas saring
= 2,86 gram – 0,36 gram
= 2,5 gram
·         Massa CuSO4.5H2O    = Massa (NH4)2SO4 = 5 gram
·         BM CuSO4.5H2O       = 249,54 g/mol
·         BM (NH4)2SO4               = 132 g/mol
·         BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O    = 399,54 g/mol
Ditanya  : % rendemen...?
Penyelesaian :
·         Mol CuSO4.5H2O       =
·         Mol (NH4)2SO4           =

CuSO4.5H2O   +    (NH4)2SO4          CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
                      m :     0,02 mol                0,03 mol                           -
                      r   :    0,02 mol                 0,02 mol                         0,02 mol
                      s   :        -                          0,01 mol                         0,02 mol
·         massaCuSO4(NH4)2SO4.6H2O            = molCuSO4(NH4)2SO4.6H2O x BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 0,02 mol x 399,54 g/mol
= 7,99 gram
·         % rendemen    =
=
= 31,29 %

2. Pembuatan Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
·         Massa CuSO4.5H2O               = 6,25 gram
·         Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O    = 5,52 gram – massa kertas saring
= 5,52 gram – 0,32 gram
= 5,2 gram
·         BM CuSO4.5H2O                   = 249,54 g/mol
·         BM Cu(NH3)4SO4.6H2O        =  321,54 g/mol
·         V NH3 15 N                            = 10 mL
Ditanya  : % rendemen...?
Penyelesaian  :
·         Mol CuSO4.5H2O       =
·         Mol NH3                      =
CuSO4.5 H2O    +       4NH3             Cu(NH3)4SO4.6H2O
                        m :     0,025 mol            0,15 mol                         -
                  r   :    0,025 mol             0,1 mol                        0,025 mol
                  s  :         -                       0,05 mol                       0,025 mol
·          MassaCu(NH3)4SO4.6H2O                 = molCu(NH3)4SO4.6H2O x BMCu(NH3)4SO4.6H2O
= 0,025 mol x 321,54 g/mol
= 8,038 gram
·         % rendemen                            =
=
= 64,69 %
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk mempelajari pembuatan senyawa tersebut. Pada percobaan ini pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Pada proses pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru muda dan (NH4)2SO4 yang berwarna hijau muda dalam air panas. Air mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya tersebut maka digunakannya pelarut air karena baik CuSO4.5H2O  maupun (NH4)2SO4 yang bereaksi dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies ion. Hasil campuran ini membentuk larutan berwarna hijau kekuningan. Warna hijau kekuningan tersebut terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan literatur warna endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam rangkap tersebut. Larutan segera ditutupi dengan kaca arloji sehingga dapat mencegah menguapnya beberapa ion yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Pada percobaan ini didapatkan garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna hijau kekuningan seberat 2,5 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 31,29%. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Berikutnya praktikan melakukan pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan menggunakan larutan NH3 pekat yang telah diencerkan dengan aquades, berupa larutan bening. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari asam, karena akibat dari pencampuran ini menghasilkan gas yang berbau menyengat yang berasal dari larutan amonia pekat yang digunakan.  Dari hasil campuran ini, terbentuk larutan yang berwarna biru tua. Selanjutnya ke dalam campuran biru tua tersebut ditambahkan alkohol 95 % sedikit demi sedikit, hal ini bertujuan untuk mengurangi energi solvasi ion-ion sehingga pembentukan kristal dapat terjadi lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena alkohol merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri memiliki tetapan dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran didiamkan. Endapan biru tua yang terbentuk kemudian disaring, lalu dicuci dengan campuran amonia pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol. Pencucian dilakukan untuk memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang mungkin saja terdapat dalam garam yang terbentuk pada saat dilakukan penyaringan sebagian kristal tersebut ikut terbawa bersama filtrat. Terakhir endapan kristal dikeringkan, kemudian ditimbang. Praktikan memperoleh berat endapan kristal yang terbentuk sebanyak 5,2 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 64,69 %. Reaksi yang terjadi pada saat pembentukan garam kompleks ini adalah:
CuSO4.5H2O+ 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O

VIII.  KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh :
§    Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 2,5 gram, kristal berwarna hijau kekuningan.
§    % rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 31,29 %
§    Massa kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 5,2 gram, kristal berwarna biru tua.
§    % rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 64,69 %

IX. DAFTAR PUSTAKA
Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
                        Hidayatullah.
Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :
Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT. Gramedia.












X. LAMPIRAN
10.1 Pertanyaan
1.  Apa tujuan pencucian dengan menggunakan eter?
Pencucian endapan kristal pada pembuatan garam kompleks bertujuan untuk melarutkan alkohol maupun senyawa organik yang masih terkandung dalam kristal garam.
2.    Apa jenis garam yang dihasilkan dari percobaan ini ?
Garam yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis :
-          Pertama garam rangkap (sederhana) yaitu garam tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O.
-          Kedua garam kompleks yaitu garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat Cu(NH3)4SO4.5H2O.
3.    Bedakan antara garam kompleks dengan garam sederhana?
Garam kompleks adalah garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks.
Garam sederhana (rangkap) adalah Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu.

10.2 Gambar
 








Gambar 1. Endapan Cu(NH3)4SO4.6H2O (kiri); Endapan CuSO4(NH4)2SO4.6H2O (tengah); Endapan Cu(NH3)4SO4.6H2O dan Endapan CuSO4(NH4)2SO4.6H2O siap ditimbang (kanan).

No comments: