Friday, July 13, 2012

Sekedar Info #2

1.       Pembuatan biolem dari susu
a.       Pembuatan lem dari susu yaitu dengan menggunakan susu. Susu bubuk/skim yang telah di larutkan dalam air di tambahakan asam asetat dengan pemanasan dan pengadukan yang konstan, dihentikan pemanasan dan pengadukan hingga timbulnya gumpalan, kemudian di pisahkan dadih dengan whey dengan menggunakan kertas saring. setelah didapatkan dadih,dadih tersebut di tambahkan air dan basa lemah NaHCO3 atau CaCO3 untuk menentralkan dadih. Banyaknya dadih yang di hasilkan tergantung pada jumlah atau jenis susu yang di gunakan. Pada penambahan basa lemah di upayakan agar lem bersifat netral karena sifat asam dan basa akan mempengaruhi daya rekat dari lem tersebut terhadap kayu yang di gunakan pada perekatan.
b.       Pengaruh kandungan lemak dalam susu terhadap lem yang dihasilkan yaitu Lemak berpengaruh terhadap kualitas lem yang di hasilkan, semakin besar kandungan lemak dalam susu. maka makin banyak dadih yang di hasilkan dan kualitas lem semakin kuat sehingga perekatan dari lem tersebut semakin baik.
c.       Jenis susu yang menghasilkan lem terbaik adalah 50 % fat milk dan skim milk karena banyak mengandung lemak
d.       Fungsi penambahan asam kedalam susu dalam pembuatan lem yaitu agar protein pada susu yakni kasein terdegradasi atau terdenaturasi oleh perlakuan asam sehingga molekul protein kasein pada susu tak stabil sehingga berubah susunan molekul alaminya ke susunan molekul yang tak menentu membentuk endapan dadih dan whey
e.       Fungsi penambahan basa dalam pembuatan lem adalah untuk menetralkan biolem yang telah di buat dan akan memperbaiki kualitas rekat dan mempercepat pengeringan namun memiliki kelemahan akan ketahan air dan ngengat atau belatung. Penggunaan soda kue membuat kualitas lem lebih tahan lama dari lingkungan luar seperti ngengat, bakteri dan lainnya.
f.        Dadih mencair kembali setelah penambahan basa karena Karena sifat dadih yang telah di saring padat dalam keadaan asam dan mudah larut dan mencair jika dalam keadaan yang netral
g.       Komposisi dari dadih adalah protein yang memiliki ikatan polipeptida berantai panjang dan lambat dicerna dalam tubuh  yakni kasein, albumin, inilah yang di gunakan sebagai bahan perekat sedangkan cairan yang terpisah dari dadih adalah whey adalah protein yang cepat dicerna dan berwujud cair.
h.       Terjadi gelembung pada dadih saat penambahan basa karena akibat adanya pembentukan gas CO2  oleh adanya penambahan basa lemah sepert soda kue (pengembang) dan reaksi yang terjadi yaitu 2 NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O
i.         Senyawa dalam susu yang berfungsi sebagai lem adalah kasein, albumin, lemak.
j.         Pengaruh penambahan basa terhadap kekentalan lem adalah seperti CaCO3 (basa lemah) akan mengakibatkan peningkatan kekentalan lem namun jika biolem telah mencapai keadaan netral  akibat penambahan basa lemah NaHCO3 akan terjadi pengurangan tingkat kekentalan karna dadih akan cair kembali.

2.       Pembuatan keju cottage menggunakan papain
a.       Proses pembuatan keju cottage menggunakan papain adalah Pembuatan keju cottage dilakukan dengan metode setting pendek .sususkim yang merupakan bahan dasar keju dilarutkan dalam aquades dan dipasteurisasi pada suhu 63˚C selama 10 menit, didinginkan sampai  30˚C sebagai suhu inkubasi, kemudian ditambah 10% (V/V) starter campuran dan disimpan dalam inkubator pada suhu 30˚C. Setelah terjadi penurunan keasaman, enzim papain ditambah ke dalam 200 ml campuran. Setelah keasaman mencapai pH 4,6-4,7 dilakukan pemasakan curd di waterbath pada suhu 110 F (38˚C) yang dipanaskan secara bertahap sampai suhu120 F (48˚C) lalu dipanaskan selama 10 menit. Setelah itu whey dibuang dengan cara disaring sambil dibilas dengan aquades. Kemudian ditambahkan garam NaCl 4 % (w/w) dari massa dadih dan terbentuklah keju cottage.
b.       Peranan papain dalam pembuatan keju adalah sebagai Biokatalisator dalam pembuatan keju,Enzim ini dapat mengkoagulasi misel kasein dalam susu. Enzim ini akan mengganggu bagian ĸ-kasein (kappa kasein) yang berada pada bagian permukaan misel kasein sehingga membentuk para-kappa-kasein. Papain ini memotong ikatan peptida antara phenil (105) dan metionin (106) dalam ĸ-kasein, merusak strukturnya dan dihasilkan para-kappa-kasein yang memiliki bagian hidrofobik. Selanjutnya ketika pH mendekati titik isoelektrik kasein (pH 4,6-4,7) misel – misel kasein akan bergabung dan menggumpal membentuk gel.
c.       Selain papain enzim yang digunakan untuk pembuatan keju adalah enzim rennet. Enzim rennet ialah enzim protease yang di peroleh dari lambung anak sapi yang berumur 3-4 minggu sehingga harganya sangat mahal maka enzim rennet umumnya di peroleh dari lambung anak babi karena biayanya lebih murah dan prosesnya lebih cepat.

d.       Penjelasan tentang kasein. Kasein merupakan protein penyusun susu terbesar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan magnesium. Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30 – 300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Selanjutnya Buda dkk. (1980) menjelaskan, bahwa kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.
e.       Fungsi dari sterilisasi susu sebelum pembuatan keju adalah agar susu yang telah di larutkan dalam aquadest menjadi steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mengganngu proses pembentukan keju cottage, dan suhu yang di gunakan pada proses sterilisasi adalah 63ºC pada tekanan normal 1 atm.
f.        Funsi dari penambahan starter kultur adalah agar proses fermentasi dapat berjalan karena proses fermentasi hanya dapat di lakukan dan di bantu oleh bakteri,bakteri starter yang di gunakan dalam pembuatan keju adalah bakteri Lactobassillus Lactis, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
g.       Reaksi kimia yang terjadi akibat penambahan bakteri kedalam susu adalah
C3H4O3 (aq) → CH3COOH(aq) + C2H3O(aq) + CO2(g)
h.       Dilakukan inkubasi setelah Ditambahkan starter hingga pH mencapai 5.6 adalah karena Pada pH ini mulai terbentuk gel pada bagian bawah bertekstur lunak berwarna putih dan membentuk rongga pada dadih ,dan setelah penambahan papain perlu ditungguy hingga ph campuran turun menjadi 4.6 karena kasein mencapai titik isolistriknya yaitu pada pH 4,6 dadih menjadi memiliki tekstur berongga dan agak keras berwarna putih gading dan memiliki rasa dan aroma yang asam.
i.         Fungsi penambahan NaCl adalah untuk membunuh bakteri starter sehingga proses fermentasi dapat dihentikan tanpa merusak keadaan dadih sehingga produk tak mengalami fermentasi dan lebih tahan lama selain itu memberikan rasa asin terhadap keju. bentuk keju yang di hasilkan yakni dadih kuning gading namun berifat basah.
j.         Ada senyawa kimia/enzim yang diproduksi oleh mikroba kontaminan karena mikroba pada saat sterilisasi tidak sepenuhnya mati dan pada proses pengemasan wadah belum tentu steril dan tertutup rapat sehingga produk yang di hasilkan tak begitu baik, produk yang di hasilkan tak begitu sama dengan teori, Susu basi adalah produk hasil oksidasi yang telah rusak struktur molekul protein oleh bakteri kontaminan yang kurang baik bagi kesehatan namun keju cottage adalah proses fermentasi yang di lakukan pada keadaan steril dan meminimalisir bakteri kontamin dengan penggunaan bakteri starter yang tak mengganggu kesehatan.
3.       Pembuatan bioplastik dari selulosa asetat dan nata de coco
a.       Prinsip pembuatan biofilm dari bahan baku pati adalah Pati terdiri dari rantai panjang molekul glukosa bergabung, yang mengandung dua polimer. amilosa yang lurus dirantai dan amilopektin yang bercabang. Ketika pati dikeringkan dari larutan membentuk sebuah film karena ikatan hidrogen antara rantai.
b.       Kelebihan bioplastik yang dibuat dari pati yaitu mudah terurai dalam tanah dan didegradasi. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak lebih kuat kekutan polimernya dibanding plastic dari hidrokarbon.
c.       Struktur dan sifat pati
Sifat pati adalah Pati terdiri dari rantai panjang molekul glukosa bergabung, yang mengandung dua polimer. amilosa yang lurus dirantai dan amilopektin yang bercabang. Ketika pati dikeringkan dari larutan membentuk sebuah film karena ikatan hidrogen antara rantai. Namun, amilopektin yang menghambat pembentukan film. Pati bereaksi dengan asam klorida akan merusak amilopektin, membentuk film yang baik. Ini adalah produk yang tanpa glicerol. Rantai lurus dari pati (amilosa) dapat berbaris bersama-sama dan meskipun ini membuat film yang bagus, sangat rapuh karena rantai terlalu pandai berbaris. Bidang film dapat menjadi kristal, yang menyebabkan kerapuhan itu. Film atau bioplastik yang dibuat ini bisa dilelehkan dan bersifat thermoplastic.
d.      Fungsi penambahan HCl pada percobaan bioplastik adalah Pati bereaksi dengan asam klorida akan merusak amilopektin, membentuk film yang baik. Sedangkan penambahan NaOH adalah untuk menetralkan kembali larutan biofilem plastik yang terbentuk.
e.       Fungsi penambahan glycerol pada percobaan bioplastik adalah untuk menguatkan ikatan rantai dari amilosa agar tidak putus dan mengahsilkan bioplastik yang baik.…
f.       Reaksi selulosa mnjadi selulosa asetat Jika selulosa diolah dengan asam asetat dan asam sulfat, atau dengan anhidrida asetat, gugus hidroksil digantikan oleh gugus asetat dan terbentuk selulosa asetat. Ini digunakan untuk pembuatan rayon asetat dan film potret.
g.      Digunakan asam anhidrida asetat Karena selulosa asetat adalah ester selulosa. Selulosa asetat dibuat dari asetat anhidrida dengan asitelasi gugus hidroksi selulosa oleh asam asetat anhidrida dengan penambahan katalis asam. Selulosa sebagai polihidroksi alkohol bisa mengalami reaksi esterifikasi.
h.      Sifat fisik selulosa asetat : Selulosa asetat merupakan golongan ester selulosa yang dimodifikasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimianya untuk keperluan tertentu. Selulosa asetat dihasilkan dari selulosa melalui tahap aktivasi dengan asam asetat glasial dan tahap asetilasi dengan anhidrida asetat (Filho et al. 2005). Kadar asetil untuk selulosa yang saat ini dijual umumnya memiliki derajat asetilasi antara 1,7 hingga 3. Asetilasi pada selulosa merupakan reaksi subtitusi gugus hidroksil dengan gugus asetil. Asetilasi dapat dilakukan dengan amida, ester, anhidrida karboksilat, dan halida asam. Namun, amida dan ester bereaksi sangat lambat sedangkan halida asam reaktivitasnya sangat tinggi. Oleh karena itu, umumnya dipilih anhidrida asetat karena menghasilkan rendemen yang baik (Rofiah, 2008). Perubahan utama yang diharapkan dengan penambahan gugus asetil pada selulosa adalah sifat kelarutannya serta sifat fisik dari selulosa asetat hasil modifikasi. Selulosa asetat dapat larut pada berbagai pelarut bergantung kadar asetilnya. Kelarutan selulosa asetat memungkinkannya untuk dibentuk atau dicetak menjadi film atau membran. Perubahan ciri lain yang dikehendaki adalah membuka peluang pemanfaatan yang lebih luas dibandingkan dengan material induknya yaitu selulosa. Selulosa bersifat sulit larut pada berbagai pelarut organik yang umum, tidak mengalami pelelehan karena selulosa akan terdekomposisi sebelum pelehan terjadi.
i.        Untuk mengetahui apakah telah terbentuk polimer selulosa asetat atau tidak, dapat dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan spektroskopi shimadzu FTIR 8201 PC untuk mengetahun gugus selulosa asetat dalam produk. Selain itu dapat juga praktikan melakukan uji kuat tarik dari produk yang dihasilkan dengan menggunakan alat Tensile Strength.
j.        Pemakaian selulosa asetat adalah sebagai filter pada sigaret, untuk produksi lembaran-lembaran plastik, film, dan juga cat.



4.      Pengujian natural mosquito reppellant
a.          Prosese pembuatan mosquito reppelant adalah disediakan botol plstik kecil lalu di isi dengan 5 mL etanol lalu di tetesi dengan 2-10 tetes essensial oil ditambahkan dengan ekstrak cengkeh 15 tetes lalu di campurkan dengan 2 mL baby oil.
b.         Penmabahan Baby oil pada reppelant untuk memberikan kelembutan pada kulit pengguna dan aman bagi kuli, essensial oil sebagai minyak yang memiliki bau yang khas untuk mencegah dan mengusir nyamuk,etanol sebagai bahan tambahan yang mudah menguap agar bau dari essensial oil tersebut dapat membantu penguapan dan memperkuat bau.
c.          Bahan yang dapat digunakan sebagai penolak nyamuk Citronella, Minyak  kedelai. Catnip. Minyak  biji neem, minyak  Lavender, minyak Bawang putih. minyak sitrus jeruk dan Minyak serai.
d.         Cara menguji efektifitas penolak nyamuk  dengan preparasi larva nyamuk untuk persiapan penetasan dengan memasukan larva/telur nyamuk ke dalam wadah penetasan proses tersebut di lakukan dalam ruang khusus(aquarium) agar nyamuk tersebut tak bisa keluar setelah 1-2 hari telur nyamuk tersebut menjadi jentik dan jentik nyamuk tersebut pada waktu 3 hari menjadi nyamuk setelah menjadi nyamuk di siapkan botol kecil yang di beri sumbu,untuk botol A di masukan air dan gula saja(control)untuk botol B di isi dengan air,gula dan revellan yang telah di buat.kedua botol tersebut di masukkan kedalam aquarium,jika nyamuk dalam aquarium tidak menghinggapi botol B maka revellan yang telah di buat bekerja dengan baik.
e.          Proses pembuatan larvasida adalah dengan memasukan larva/telur nyamuk ke dalam wadah penetasan proses tersebut di lakukan dalam ruang khusus(aquarium) agar nyamuk tersebut tak bisa keluar setelah 1-2 hari telur nyamuk tersebut menjadi jentik dan jentik nyamuk tersebut pada waktu 3 hari menjadi nyamuk.
f.          Kekurangan penolak nyamuk buatan dengan sintetik terletak pada komposisinya dimana pada penolak nyamuk sintetis terdapat senyawa dan bahan aktif tambahan yang lebih berfungsi dengan baik contoh obat nyamuk bakar Jenis ini mengandung zat kimia sintetik aktif (alletrin, transflutrin, pralethrin, bioallethrin, esbiothrin, dan lain-lain) yang sudah dibentuk sedemikian rupa, sehingga mampu dihantarkan asap untuk membunuh nyamuk dan serangga lainnya. Obat antinyamuk mat menggunakan juga bahan aktif (seperti allethrin, transfluthrin, atau pralethrin) pada pulpnya, bahan penstabil, dan bahan kimia organik tertentu yang menguap jika dipanaskan.penolak nyamuk kadang di tambahkan senyawa aktif piretroid,karbamat dan organofosfat

No comments: