Friday, July 13, 2012

Biopolimer dari kentang


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“Biopolimer dari Kentang”
Dosen :
Adi Riyadhi, M.Si




Ditulis oleh :
Kelompok II
Ali Panca
Fuady Hanief
Andriesta Saputri
Pranisa Syifa Delima


LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYTULLAH JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.                        Latar Belakang
Pada masa ini plastik merupakan benda yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi plastik yang begitu luas membuat plastik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Plastik digunakan sebagai tas, bahan pembuat peralatan rumah tangga, pipa, botol, dan lain-lain. Jika dulu untuk membungkus makanan digunakan daun pisang, saat ini plastik telah banyak menggantikan peran pembungkus makanan tradisional tersebut. Banyak orang lebih memilih plastik sebagai pembungkus makanan dengan alasan praktis, tahan lama, dan lebih bersih.
      Plastik yang notabene-nya adalah salah satu senyawa polimer umumnya dibuat dari minyak bumi menjadi polimer seperti polypropylene (PP), polycarbonate (PC), dan polyvinylchloride (PVC). Penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku pembuat plastik meninggalkan suatu permasalahan, antara lain:
1. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang terbatas ketersediaannya di alam.
2. Karena berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, plastik tidak bisa didegradasi oleh alam. Hal ini tentu saja dapat menambah timbunan sampah yang ada dan lebih lanjut akan mencemari lingkungan.
3. Beberapa orang melakukan pengolahan sampah plastik dengan cara membakarnya, padahal pembakaran plastik dapat memproduksi CO2 yang meningkatkan efek pemanasan global. Selain itu uap yang dihasilkan dari pembakaran plastik pun bersifat karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehata
      Alternatif lain yang saat ini dikembangkan adalah penggunaan plastik yang dapat didegradasi oleh alam berbasis biopolimer. Biopolimer merupakan suatu senyawa polimer yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Plastik yang dapat didegradasi oleh alam ini antara lain polylactic acid (PLA) dan polyhydroxybutyrate (PHB). PLA dan PHB berbeda dalam hal bakteri yang digunakan untuk proses fermentasi bahan baku pembuatnya. Selain itu harga PHB juga relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan PLA.

I.2.                        Tujuan dan Manfaat
·         Mesintesis biopolimer dari pati kentang
·         Pengaruh penambahan dengan polimer sintesis

I.3.                        Dasar Teori
Menurut Pranamuda (2001), plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan. Plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat kembali ke alam.
Secara umum, kemasan biodegradabel diartikan sebagai film kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat dihancurkan secara alami. Menurut Stevens (2001), plastik biodegradabel disebut juga bioplastik, adalah plastik yang seluruh atau hampir seluruh komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Plastik biodegradabel mengandung satu atau lebih biopolimer sebagai ingridien yang esensial.
Istilah bioplastik ditujukan untuk bahan kemasan yang berasal dari polimer yang 100% biodegradabel dan sudah diuji biodegradabilitasnya berdasarkan standar yang berlaku (ISO 14855,CEN/TC 261/SC 4 N 99 atau ASTM D6400-99) atau dari biopolimer (produk hasil pertanian) (Vink et al., 2003).
Berdasarkan sumber atau cara memperolehnya, Tharanathan (2003) mengklasifikasikan biopolimer sebagai bahan baku bio-kemasan menjadi empat kelempok seperti Gambar 1. Selain dari polimer alami, ada beberapa zat sintetis yang merupakan campuran antara zat petrokimia dengan biopolimer dan atau biopolimer yang telah mengalami perlakuan yang kompleks tetapi tetap memiliki sifat biodegradabel, contohnya adalah poly alkilene esters, poly lactic acid, poly amid esters, poly vinil esters, poly vinil alcohol, dan  poly anhidrides.


Gambar 1. Polimer biodegradabel sebagai bahan biokemasan (Tharanathan, 2003)
Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia dan kelompok dengan bahan baku produk tanaman seperti pati dan selulosa. Kelompok pertama adalah penggunaan sumberdaya alam yang tidak terbaharui (non-renewable resources), sedangkan kelompok kedua adalah sumber daya alam terbarui (renewable resources). Saat ini polimer plastik biodegradabel yang telah diproduksi adalah kebanyakan dari polimer jenis poliester alifatik (Pranamuda, 2001).
Teknologi pembuatan plastik biodegradabel sudah banyak diteliti sebagai alternatif pemecahan masalah limbah plastik. Menurut Sriroth et al. (2006), pati singkong, kentang  dan bahan yang mengandung karbohidrat ataupun  protein dapat menjadi salah satu alternatif bahan baku plastik biodegradabel. Proses pembuatannya hampir sama dengan proses pembuatan plastik dengan bahan baku polimer sintetis.
Kentang
Kentang, Potato (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.

Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur yang disebut ergot. Kentang  yang disebarkan secara luas setelah 1600, menjadi sumber makanan utama di Eropa dan Asia Timur. Setelah diperkenalkan ke Cina menjelang akhir dinasti Ming, kentang segera menjadi kelezatan keluarga kekaisaran. Kentang   diperkenalkan di Filipina pada akhir abad ke-16, dan ke Jawa dan Cina selama abad ke-17. Itu mapan sebagai tanaman di India dengan akhir abad 18 dan di Afrika dengan pertengahan abad ke-20.
Kentang ini mengandung vitamin dan mineral, serta bermacam-macam phytochemical, seperti karotenoid dan polifenol. Kentang  ukuran sedang 150 g (5.3 oz) kentang dengan kulit memberikan 27 mg vitamin C (45% dari Nilai Harian), 620 mg potasium (18% ), 0,2 mg vitamin B6 (10% ) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium, fosfor, besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g) adalah setara dengan banyak roti gandum, pasta, dan sereal. Dalam hal gizi, kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh.
Nilai Kandungan gizi Kentang  per 100 g (3.5 oz)
Energi 321 kJ (77 kcal)
Karbohidrat 19 g
Pati 15 g
Diet serat 2.2 g
Lemak 0,1 g
Protein 2 g
Air 75 g
Thiamine (B1 Vit.) 0,08 mg (6%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.03 mg (2%)
Niacin (Vit. B3) 1,1 mg (7%)
Vitamin B6 0,25 mg (19%)
Vitamin C 20 mg (33%)
Kalsium 12 mg (1%)
Besi 1,8 mg (14%)
Magnesium 23 mg (6%)
Fosfor 57 mg (8%)
Kalium 421 mg (9%)
Sodium 6 mg (0%)

BAB II
METODE PENELITIAN
ALAT
1.      Nama Alat                   :  Piala Gelas
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 80.000,-
Lama Penggunaan       :  2 Jam
Biaya penyusutan alat :  Rp. 20,-
Cara Kerja Alat           :  -

2.      Nama Alat                   :  Gelas Ukur
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 75.000,-
Lama Penggunaan       :  2 Jam
Biaya penyusutan alat :  Rp. 20,-
Cara Kerja Alat           :  -



3.      Nama Alat                   :  Neraca
Gambar                       :
Harga Alat                  :  15 juta
Lama Penggunaan       :  15 menit
Biaya penyusutan alat :  Rp. 1500,-
Cara Kerja Alat           : 
1.      Tekan “tare” hingga display menunjukkan 0.00000g.
2.      Tambahkan contoh dan tutup pintu pembatas
3.      Biarkan neraca stabil saat membaca bobot contoh

4.      Nama Alat                   :  blender
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 210.000,-
Lama Penggunaan       :  1 hari
Biaya penyusutan alat : 
Cara Kerja Alat           :  -











BAHAN


1.      Nama Bahan                           :  NaOH
Gambar Molekul                     :

Natrium Hidroksida
Description: Description: Gambar
Description: Description: Gambar
Natrium Hidroksida
Nama lain
Soda kaustik

Jumlah Menurut Modul          :  75.5 g
Jumlah yang Digunakan          :  16 g
Prediksi Harga                                    :  627 rb/liter
MSDS                                     : 


Informasi produk
Grade
ACS,Reag. Ph Eur
Synonyms
Soda caustic
Rumus kimia
HnaO
Formulasi kimia
NaOH
Kode HS
2815 11 00
Nomor EC
215-185-5
Massa molar
40.00 g/mol
Nomor indeks EC
011-002-00-6
Nomor CAS
1310-73-2

Data kimia dan fisika
Kelarutan di dalam air
1090 g/l (20 °C)
Titik leleh
323 °C
Massa molar
40.00 g/mol
Densitas
2.13 g/cm3 (20 °C)
Angka pH
14 (50 g/l, H2O, 20 °C)
Titik didih
1390 °C (1013 hPa)
Tekanan uap
(20 °C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS
Hazard Statement(s)
H290: Dapat merusak logam-logam.
H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius.
Precautionary Statement(s)
P280: Gunakan pakaian/ sarungtangan pelindung / pelindung mata/ muka.
P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah.
P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. 
Signal Word
Bahaya
Hazard Pictogram(s)
Description: Description: http://www.merck-chemicals.com/is-bin/intershop.static/WFS/Merck-ID-Site/Merck/id_ID/codes/images/GHS05.gif
RTECS
WB4900000
Kelas penyimpanan
8 B Tidak mudah terbakar, zat korosif
WGK
WGK 1 agak berbahaya untuk air
Disposal
13
Basa dan senyawa turunan alkohol harus diencerkan jika perlu dengan diaduk dengan hati-hati ke dalam air dan kemudian dinetralisir (gunakan sarung tangan, lakukan di lemari asam!) dengan asam hidroklorat (Kat.No. 100312). Sebelum dimasukkan ke dalam wadah D, periksa derajat keasaman (pH) dengan strip/lembar indikator pH-Universal (Kat. No. 109535).

Informasi keselamatan kerja
Frase R
R 35
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Frase S
S 26-37/39-45
Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.Pakai sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang sesuai.Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin).
Jenis-jenis bahaya
Korosif
Hazard Symbol
Description: Description: http://www.merck-chemicals.com/is-bin/intershop.static/WFS/Merck-ID-Site/Merck/id_ID/codes/images/gefsymb_C.gifCorrosive


2.      Nama bahan : HCl
MSDS

MATERIAL SAFETY DATA SHEET
HYDROCHLORIC ACID
Description: http://4.bp.blogspot.com/_tGtdOIuRCgk/TFxnhd24bII/AAAAAAAAAaE/zXrLTt31vpM/s400/MSDS+HCl.jpg
1. IDENTITAS PRODUK DAN PERUSAHAAN
NAMA PRODUK : Asam Hydrochloric
RUMUS KIMIA : HCl
CODE PRODUKSI : -
SYNONIM : Asam chloride, asam muriat, Hydroge chloride
2. KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
3. IDENTIFIKASI BAHAYA
Ringkasan bahaya yang penting : Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata atau terhirup.
Akibatnya terhadap kesehatan :
MATA : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan
KULIT : Menyebabkan luka bakar dan dermatitis
TERTELAN : Menyebabkan luka bakar membrane mukosa di mulut, Esophagus dan mulut
TERHIRUP : Menyebabkan bronchitis kronis
Karsinogenik : Tidak ada efek
Teratogenik : Tidak ada efek
Reproduksi : Tidak ada efek
4. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Terkena pada :
MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
5. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
a. Sifat- sifat bahan mudah terbakar : Tidak mudah terbakar
Titik nyala : -
b. Suhu nyala sendiri : -
c. Daerah mudah terbakar
Batas terendah mudah terbakar : -
Batas tertinggi mudah terbakar : -
d. Media pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
e. Bahaya khusus : Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
f. Instruksi pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.
6. TINDAKAN TERHADAP TUMPAHAN DAN KEBOCORAN
a. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
b. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
c. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).
7. PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BAHAN
a. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
b. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
c. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
d. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
e. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.
8. PENGENDALIAN PEMAJANAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
a. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
b. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
9. SIFAT – SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Bentuk : Cair
Bau : menyengat
Warna : Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih : 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC) : 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC) : terlarut
82,3 g/ 100 m
pH (20 oC) : 1
10. REAKTIFITAS DAN STABILITAS
a. Sifat Reaktifitas : Senyawa HCl stabil pada suhu kamar. Oleh pengaruh panas akan terurai menjadi hydrogen dan klor. Larutan dalam air sangat reaktif dengan logam-logam dan menghasilkan gas hydrogen yang eksplosif. Bereaksi dengan oksidator menghasilkan gas khlor yang toknik.
b. Sifat stabilitas : Stabil pada tekanan dengan temperatur yang normal.
c. Kondisi yang harus dihindari : panas dan lembab
d. Bahan yang harus dihindari :Aluminium, amines, carbide, hydrida, fluor, logam alkali, logam, basa kuat garam dari asam oksihalogon, H2SO4 pekat, senyawa hydrogen semimetalik, semimetalic oxides, aldehyde, sulfida, lithium, silicide, vinymethyl ether
e. Bahan dekomposisi : Hydrochloric acid chlorine
f. Bahaya Polimarisasi : -
11. INFORMASI TOKSIKOLOGI
a. Nilai ambang batas ( NAB ) : 5 ppm ( 7,5 mg/m3 (TLV-C)
b. Terkena mata : dapat menimbulkan iritasi mata dan kebutaan
c.Tertelan LD 50 (tikus) : 000 mg/ Kg
d. Terhirup LC 50 (pernafasan) : 3124 ppm (V)/ 1 jam
e. Terkena kulit : Dapat menimbulkan luka bakar
f. Efek local : -
g. Pemaparan jangka pendek/ akut : Terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, saluran pernapasan atau kerusakan paru-paru
h. Pemaparan jangka panjang/ kronik : Bronchitis kronis bila sering menghirup gas dan dermatitis jika kontak dengan kulit
Karsinogen : tidak ada
Teratogen : tidak ada
Reproduksi : tidak ada
Mutagen : tidak ada
12. INFORMASI EKOLOGI
a. Dampak terhadap lingkungan : Efek Biologi lethal pada ikan dari 25 mg/l. Beracun pada organisme aquatik. Berbahaya dikarenakan perubahan pH
b. Degradasi lingkungan : -
c. Bio Akumulasi : -
13. PEMBUANGAN LIMBAH
Sebelum dibuang ke lingkungan, harus dinetralkan dengan alkali sampai Ph = 9
14. PENGANGKUTAN
a. Peraturan Internasional : Peraturan DOT
b. Pengangkutan darat : truk tanki
c. Pengangkutan laut : Kapal laut
d. Pengakutan udara : tidak ada
15. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 187/MEN/1999


3.      Nama Bahan   : Gliserol
Nomor produk
Kemasan
Jumlah/Pk
Kuantitas
Harga
1082380500 
Botol kaca  
500 ml 
Rp 1,632,000  


Informasi produk
Rumus kimia
C9H14O6
Kode HS
2915 39 00
Nomor EC
203-051-9
Massa molar
218.20 g/mol
Nomor CAS
102-76-1
Data kimia dan fisika
Temperatur penyalaan
430 °C
Kelarutan di dalam air
64 g/l (20 °C)
Titik leleh
-78 °C
Massa molar
218.20 g/mol
Densitas
1.16 g/cm3 (20 °C)
Angka pH
5.0 - 6.0 (50 g/l, H2O, 20 °C)
Titik didih
258 °C (1013 hPa)
Tekanan uap
< - 0.1 hPa (20 °C)
Batasan ledakan
1.1 - 7.7 %(V)
Titik nyala
142 °C
Informasi keselamatan kerja
Kelas penyimpanan
10 Cairan mudah terbakar tidak dalam Kelas Penyimpanan 3
WGK
WGK 1 agak berbahaya untuk air
Disposal
3
Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan dalam kategori A. Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B. Untuk residu padat gunakan Kategori C.
Data toksikologis
LD 50 tertelan
LD50 tikus 3000 mg/kg
LD 50 melalui kulit
LD50 kelinci > 5000 mg/kg
Description: Glycerol triacetate (gliserol triasetat), molecular structure







BAB IV
CARA KERJA
1.      Diagram blok
·         Pembuatan Pati Kentang
Rounded Rectangle: Larutan didiamkan selama 5 menitRounded Rectangle: Ditambahkan 100 mL aquades lalu diaduk, lalu disaringRounded Rectangle: Kentang dihancurkan hingga halus dengan mortal                                                                                                













 








                               
·         Pembuatan  plastic biopolymer





Rounded Rectangle: 22 mL aquades dimasukkan kedalam beaker glass,  lalu ditambahkan 4 g pati kentang yang telah di buat,


Rounded Rectangle: Ditambahkan 3 mL HCl, dan Glicerol, lalu dipanaskan selama 15 menit.

 


                                                                                             












Rounded Rectangle: Ditambahkan pewarna lalu diaduk, kemudian diambil dan diletakkan dibelakang cawan petri lalu diratakan permukaannya. Setelah dikeringkan.



Rounded Rectangle: Campuran di tes pH-nya, lalu ditambahkan NaOH sampai mencapai pH netral.




 









2.      Safety and Security
            Untuk keselamatan dan keamanan maka diwajibkan menggunakan peralatan laboratorium seperti jas lab, masker, kaca mata, sarung tangan serta alat yang menjaga keselamatan dan keamanan di laboratorium.
           
3.      Penjelasan dari tujuan langkah
            Penghancuran kentang bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan pati dari kentang. Penambahan glycerol bertujuan untuk memberi ikatan yang kuat antara pati dengan glycerol sehingga terbentuk struktur polimer. Pengaturan pada pH normal bertujuan agar ikatan polimer terjadi secara sempurna.






           










BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
I.                   Hasil Pengamatan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Pati kentang  dengan penambahan HCl
-
Pati kentang dengan penambahan HCl + sterofoam
-
Pati kentang dengan penambahan HCl + gliserol
Sedikit terbentuk
II.                Pembahasan
Dalam pembuatan biopolimer dengan pati kentang ini, dilakukan 3 perlakuan yaitu: pati kentang + HCl; pati kentang + HCl + gliserol; dan pati kentan + HCl + sterofoam yang sudah dilarutkan dalam aseton. Penggunaan pati sebagai bahan dasar biopolimer pada umumnya memiliki kekurangan yakni plastik yang dihasilkan sangat mudah rapuh karena kekuatan mekaniknya rendah dan bersifat hidrofilik. Penambahan gliserol ditujukan untuk meningkatkan nilai perpanjang elastisitas film plastik.  Sedangkan penambahan  polimer sintetis yakni dari sterofoam ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan ketahanan air film plastik.
Pati terdiri dari rantai panjang molekul glukosa bergabung, yang mengandung dua polimer. amilosa yang lurus dirantai dan amilopektin yang bercabang. Ketika pati dikeringkan dari larutan membentuk sebuah film karena ikatan hidrogen antara rantai. Namun, amilopektin yang menghambat pembentukan film. Pati bereaksi dengan asam klorida akan merusak amilopektin, membentuk film yang baik. Ini adalah produk yang tanpa glicerol. Rantai lurus dari pati (amilosa) dapat berbaris bersama-sama dan meskipun ini membuat film yang bagus, sangat rapuh karena rantai terlalu pandai berbaris. Bidang film dapat menjadi kristal, yang menyebabkan kerapuhan itu. Film atau bioplastik yang dibuat ini bisa dilelehkan dan bersifat thermoplastic.
Namun pada hasil percobaan dari ketiga perlakuan tersebut semua menunjukkan hasil negative (walaupun ada yang sedikit terbentuk), yakni tidak terbentuk lembaran tipis plastik (plastic film). Hal ini terjadi karena kesalahan praktikan dalam penggilingan pati yang terlalu halus sehingga mempengaruhi kekuatan serat yang menimbulkan terjadinya penurunan kekuatan tarik yang disebabkan oleh kerusakan struktur serat pati, sehingga memungkinkan terjadinya  desintegrasi serat. Selain itu, pemanasan campuran biopolimer yang terlalu lama (>15 menit) juga menjadi penyebab biopolimer gagal terbentuk, dapat  diindikasikan dengan kondisi campuran yang cair/tidak mengental.
Disamping itu, proses pengadukan campuran saat pemanasan  yang tidak sempurna juga jadi faktor kegagalan terbentuknya film plastik, sehingga ikatan yang terjadi antara pati dengan gliserol maupun pati dengan sterofoam jadi tidak kuat. Ikatan antar komponen penyusun ini sangat berpengaruh pada kekuatan tarik film plastik. Jadi, ada pengaruh yang besar antara pengadukan, pemanasan, dan luas permukaan pati dalam keberhasilan pembuatan biopolimer.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
I.                   Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
·         Biopolimer dapat dibuat dengan bahan baku pati kentang.
·         Hanya polimer dalam gliserol yang terbentuk, walaupun hanya sedikit.
·         Pemanasan yang tepat, pengadukan, dan luas permukaan pati sangat memperngaruhi keberhasilan dalam membuat polimer.
II.                Saran
·         Mencoba berkreasi dengan membuat biopolimer dari pati selain kentang.
·         Dalam pemanasan dan pengadukan, harus jelas waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan dan pengadukan, agar biopolimer terbentuk.



















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http://nuffieldfoundation.org/practical-chemistry/making-plastic-potato-starch
Pareanom, Yusi A. 2000. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2000/02/14/ILT/mbm.20000214.ILT111620.id. html

No comments: