Friday, July 13, 2012

Pembuatan Sabun


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
 
“Pembuatan Sabun Sederhana”
Dosen :
Adi Riyadhi, M.Si

 
Ditulis oleh :
Kelompok II
Fuady Hanief
Andriesta Saputri
Pranisa Syifadelima
Ali Panca


LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.                        Tujuan dan Manfaat
·         Mengetahui bahan-bahan dasar dalam pembuatan sabun dan memahami cara kerja sabun
·         Mampu menentukan massa unsur pembentuk sabun
·         Mengetahui komposisi yang tepat pembuatan sabun
·         Mencari variatif sabun

I.2.                        Perbandingan Cara Kerja dari Literatur lain
Metode pembuatan sabun banyak macamnya, diantaranya dengan menggunakan pemanasan utnutk mempercepat reaksi, akan tetapi pada percobaan ini tidak menggunakan pemanasan tetapi dengan metode pengadukan dengan menggunakan stirrer atau blender.

I.3.                        Dasar Teori
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.






BAB II
ALAT
1.      Nama Alat                   :  Stirrer
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 3.750.000,-
Lama Penggunaan       :  2 Jam
Biaya penyusutan alat :  Rp. 500,-
Cara Kerja Alat           : 

1.      Pastikan instrument telah terhubung ke stop kontak
2.      Tempatkan wadah yang akan dilarutkan di tengah stirrer
3.      Hidupkan alat dengan indicator lampu telah menyala
Kecepatan dapat diatur dengan memutar tuas pada stirrer

2.      Nama Alat                   :  Piala Gelas
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 80.000,-
Lama Penggunaan       :  2 Jam
Biaya penyusutan alat :  Rp. 20,-
Cara Kerja Alat           :  -

3.      Nama Alat                   :  Gelas Ukur
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 75.000,-
Lama Penggunaan       :  2 Jam
Biaya penyusutan alat :  Rp. 20,-
Cara Kerja Alat           :  -





4.      Nama Alat                   :  Neraca
Gambar                       :
Harga Alat                  :  15 juta
Lama Penggunaan       :  15 menit
Biaya penyusutan alat :  Rp. 1500,-
Cara Kerja Alat           : 
1.      Tekan “tare” hingga display menunjukkan 0.00000g.
2.      Tambahkan contoh dan tutup pintu pembatas
3.      Biarkan neraca stabil saat membaca bobot contoh

5.      Nama Alat                   :  Cetakan
Gambar                       :
Harga Alat                  :  Rp. 10.000,-
Lama Penggunaan       :  2 hari
Biaya penyusutan alat :  Rp. 5,-
Cara Kerja Alat           :  -











BAB III
BAHAN
1.      Nama Bahan                           :  Minyak Sawit
Gambar Molekul                     :
Asam palmitat[1]
Description: Description: Gambar
Description: Description: Gambar
Asam heksadekanoat
Nama lain[sembunyikan]
C16:0 (Nomor lipid), Asam palmitat



Jumlah Menurut Modul          :  250 g
Jumlah yang Digunakan          :  50 g
Prediksi Harga                                    :  15 rb
MSDS                                     :  -
Pengolahan Limbah                :  -


2.      Nama Bahan                           :  Minyak Jagung
Gambar Molekul                     :
Asam laurat
Description: Description: Gambar
Description: Description: Gambar
Asam dodekanoat
Nama lain[sembunyikan]
asam n-dodekanoat; asam dodesilat; asam dodekoat; asam laurostearat; asam vulvat; Asam 1-Undekanakarboksilik; ;
C12:0 (
Jumlah lipid)

Jumlah Menurut Modul          :  100 g
Jumlah yang Digunakan          :  20 g
Prediksi Harga                                    :  15 rb
MSDS                                     :  -
Pengolahan Limbah                :  -

3.      Nama Bahan                           :  Minyak Jagung
Gambar Molekul                     :
Asam palmitat[1]
Description: Description: Gambar
Description: Description: Gambar
Asam heksadekanoat
Nama lain[sembunyikan]
C16:0 (Nomor lipid), Asam palmitat

Jumlah Menurut Modul          :  140 g
Jumlah yang Digunakan          :  28 g
Prediksi Harga                                    :  15 rb
MSDS                                     :  -
Pengolahan Limbah                :  -


4.      Nama Bahan                           :  NaOH
Gambar Molekul                     :
Natrium Hidroksida
Description: Description: Gambar
Description: Description: Gambar
Natrium Hidroksida
Nama lain
Soda kaustik

Jumlah Menurut Modul          :  75.5 g
Jumlah yang Digunakan          :  16 g
Prediksi Harga                                    :  627 rb/liter
MSDS                                     : 


Informasi produk
Grade
ACS,Reag. Ph Eur
Synonyms
Soda caustic
Rumus kimia
HNaO
Formulasi kimia
NaOH
Kode HS
2815 11 00
Nomor EC
215-185-5
Massa molar
40.00 g/mol
Nomor indeks EC
011-002-00-6
Nomor CAS
1310-73-2

Data kimia dan fisika
Kelarutan di dalam air
1090 g/l (20 °C)
Titik leleh
323 °C
Massa molar
40.00 g/mol
Densitas
2.13 g/cm3 (20 °C)
Angka pH
14 (50 g/l, H2O, 20 °C)
Titik didih
1390 °C (1013 hPa)
Tekanan uap
(20 °C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS
Hazard Statement(s)
H290: Dapat merusak logam-logam.
H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius.
Precautionary Statement(s)
P280: Gunakan pakaian/ sarungtangan pelindung / pelindung mata/ muka.
P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah.
P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. 
Signal Word
Bahaya
Hazard Pictogram(s)
Description: Description: http://www.merck-chemicals.com/is-bin/intershop.static/WFS/Merck-ID-Site/Merck/id_ID/codes/images/GHS05.gif
RTECS
WB4900000
Kelas penyimpanan
8 B Tidak mudah terbakar, zat korosif
WGK
WGK 1 agak berbahaya untuk air
Disposal
13
Basa dan senyawa turunan alkohol harus diencerkan jika perlu dengan diaduk dengan hati-hati ke dalam air dan kemudian dinetralisir (gunakan sarung tangan, lakukan di lemari asam!) dengan asam hidroklorat (Kat.No. 100312). Sebelum dimasukkan ke dalam wadah D, periksa derajat keasaman (pH) dengan strip/lembar indikator pH-Universal (Kat. No. 109535).

Informasi keselamatan kerja
Frase R
R 35
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Frase S
S 26-37/39-45
Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.Pakai sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang sesuai.Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin).
Jenis-jenis bahaya
Korosif
Hazard Symbol
Description: Description: http://www.merck-chemicals.com/is-bin/intershop.static/WFS/Merck-ID-Site/Merck/id_ID/codes/images/gefsymb_C.gifCorrosive
















BAB IV
CARA KERJA
1.      Diagram blok













Text Box: Cetakan disiapkan dan dilumuri minyak
Text Box: NaOH/KOH ditimbang & dilarutkan kedalam air yang telah terdapat dalam beaker glass






Text Box: Minyak dituangkan & dicampurkan kedalam blender/strirerr






 






















Text Box: Disimpan selama 2 hari dan dipotong sesuai selera, Kemudian dapat digunakan setelah 3 minggu
 












2.      Safety and Security
            Untuk keselamatan dan keamanan maka diwajibkan menggunakan peralatan laboratorium seperti jas lab, masker, kaca mata, sarung tangan serta alat yang menjaga keselamatan dan keamanan di laboratorium.
           
3.      Penjelasan dari tujuan langkah
            Tujuan melumuri cetakan dengan minyak supaya mudah untuk melepas sabun (tidak terlalu rekat). Melarutkan NaOH/KOH sedikit demi sedikit kedalam beaker glass yang sudah terisi supaya mengurangi terjadinya reaksi berlebih (eksoterm). Proses pengadukan ditutup untuk menghindari cipratan dari NaOH/KOH.

4.      MSDS bahan
            Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan
      : Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau
                 : Tidak berbau.
Kelarutan
        : Larut dalam air.
Kepadatan
      : 5% larutan: 1,05
pH
                  : 14.0
Sifat Kimia
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.

Stabilitas dan Reaktivitas

a. Stabilitas: Stabil di bawah kondisi penggunaan dan penyimpanan biasa
b. Berbahaya Dekomposisi Produk: Tidak ada produk dekomposisi berbahaya.
c. Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi.

d. Tidak kompatibel: Sodium hidroksida kontak dengan asam dan senyawa halogen organik dapat menyebabkan reaksi kekerasan. Kontak dengan nitromethane dan senyawa nitro serupa menyebabkan pembentukan sensitif garam shock. Kontak dengan logam seperti aluminium, magnesium, timah, dan seng menyebabkan pembentukan gas hidrogen mudah terbakar. Sodium hidroksida, dalam larutan cukup, mudah bereaksi dengan berbagai gula untuk menghasilkan karbon monoksida.
e. Kondisi Hindari: Panas, kelembaban, incompatibles.







           













BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      HASIL
Adapun hasil yang didapatkan dalam pembuatan sabun seberat 140,6 gram/2 batang
Sedangkan estimasi harga sabun sederhana buatan ini jika dilihat dari modal yang telah dikeluarkan Rp 5.000,- jadi satu batang sabun dijual kisaran  Rp 2.500-3.000,-.

2.      PEMBAHASAN
            Pada pembuatan sabun ini, dilakukan metode pengadukan tanpa pemanasan. Tujuannya ialah untuk melihat apakah sabun dapat terbentuk walau tanpa proses pemanasan. Komposisi sabun tentulah banyak, namun yang menjadi utama dari pembuatan sabun adalah lemak (dalam minyak), dan basa kuat (NaOH). Kedua bahan itulah yang mampu membentuk sabun  melalui proses saponifikasi.
            Sabun yang dihasilkan berbeda dengan teori yang di dapat. Berdasarkan teori, sabun yang dihasilkan hanya berkisar 100 gram, namun  hasil menunjukkan sabun bernassa 140,6 gram. Ini menandakan bahwa komposisi sabun masih kurang tepat. pH yang dihasilkan juga masih terlalu basa, yaitu 9. Untuk itu, praktikan masih harus terus mencoba untuk membuat sabun agar pH sesuai. Caranya yaitu dengan mengontrol basa dengan menggunakan asam yang tidak mengganggu hasil sabun. Pemberian asam yang alami (bisa didapat dari buah-buahan seperti lemon) juga memberikan banyak keuntungan. Hal itu dapat dijadikan pertimbangan sekaligus membuat sabun menjadi lebih variatif.
            Sabun hasil percobaan ini masih kurang layak untuk dipakai karena kurangnya persyaratan untuk menjadi sabun yang baik untuk kulit. Sabun yang baik adalah sabun dengan memiliki pH sekitar 8 dan memiliki perhitungan dalam bahan, serta komposisi yang tepat.




BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.      KESIMPULAN
·         Sabun dapat dibuat melalui proses sederhana tanpa pemanasan, yaitu dengan metode pengadukan.
·         Komposisi utama sabun yaitu NaOH sebagai basa kuat, serta berbagai minyak (minyak kelapa, sawit, dan minyak jagung) sebagai lemak.
·         Berat sabun yang diperoleh seberat 140,6 gram/ 2 batang.
·         pH sabun adalah 9.





2.      SARAN
·         Membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami, essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau beras yang dihaluskan)