Friday, July 13, 2012

Pembuatan Buffer


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
“Pembuatan Buffer”


 
KELOMPOK 3:
INTAN MAULI IWARI
FUADY HANIEF
CHRISTIE ADI OKTAVIANA
ALI PANCA
KIMIA 4-A

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYAHID JAKARTA



Hari/Tanggal:Kamis/12 April 2012
                                                                       Asisten Labotorium:Muhammad Rafi  H.
   Dosen:La ode Sumarlin M.Si

PEMBUATAN BUFFER

I.Latar Belakang


Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq) --> CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam lemah dan garamnya (basa konjugasinya).
CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)
HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Asam lemah Basa konjugasi
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini bisa dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H + (aq) --> NH 4 + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3(aq) + HCl (aq) --> NH 4 Cl (aq)
reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai berikut
B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)

PRINSIP KERJA LARUTAN PENYANGGA
Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya. Namun, jika asam atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka perubahan pH larutan akan sangat mencolok.Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga pH pada kisarannya adalah sebagai berikut.
a. Larutan Penyangga Asam HA/A -
HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Jika ditambah sedikit asam kuat (H + ).Ion H + dari asam kuat akan menaikkan konsentrasi H + dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan larutan terganggu; reaksi akan bergeser ke kiri. Namun, basa konjugasi (A - ) akan menetralisir H + dan membentuk HA
A - (aq) + H + (aq) → HA (aq)
sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.jika ditambah sedikit basa kuat (OH - ).Ion OH - dari basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam larutan, sehingga konsentrasi H + menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan terionisasi membentuk H + dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan
OH - (aq) + H + (aq) → H 2 O (l)
HA (aq) → A - (aq) + H + (aq)
sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang nyata; pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir penambahan sedikit basa OH - .
HA (aq) + OH - (aq) → A - (aq) + H 2 O (l)
Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H 2 O) pada larutan. Air (H 2 O) akan mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H + dan OH -, namun H 2 O yang terurai sangat sedikit. Jadi, konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
b. Larutan Penyangga Basa B/BH +
B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
Penambahan sedikit asam kuat (H + ).ion H + dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH - pada larutan, sehingga konsentrasi OH - menurun dan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam larutan akan bereaksi dengan H 2 O membentuk asam konjugasinya dan ion OH - .
H + (aq) + OH - (aq) → H 2 O (l)
B (aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) + OH - (aq)
Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).
B (aq) + H + (aq) → BH + (aq)
Penambahan sedikit basa kuat (OH - ),Adanya basa kuat (OH - ) dapat meningkatkan konsentrasi OH - dalam larutan, sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Namun adanya asam konjugasi (BH + ) dapat menetralkan kehadiran OH - dan membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan tidak terdapat perubahan konsentrasi OH - yang nyata, dan pH larutan dapat dipertahankan.
BH + (aq) + OH - (aq) → B (aq) + H 2 O (l)
Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H + dan OH -, namun konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.

LARUTAN PENYANGGA ASAM
pH larutan penyangga asam tergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka) dan perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasinya, contoh larutan penyangga asam adalah campuran dari larutan asam asetat (CH 3 COOH) dan larutan natrium asetat (CH 3 COONa), asam asetat akan terionisasi sebagian, sedangkan natrium asetat akan terionisasi sempurna. Jika terdapat a mol asam asetat dan g mol natrium asetat, maka susunan reaksinya sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Reaksi kesetimbangan asam asetat mempunyai harga tetapan ionisasi (Ka) adalah:
              sehingga        
Berdasarkan kedua reaksi di atas, persamaan tetapan ionisasi Ka, ion CH 3 COO - berasal dari garam dapat mendorong kesetimbangan menuju ke arah kiri, sehingga jumlah mol CH 3 COOH bertambah. Jumlah CH 3 COOH yang terionisasi sebesar (a - α) mol dan jumlah ion CH 3 COO - adalah (g + α) mol. Namun karena α sangat kecil nilai α diabaikan, sehingga mol CH 3 COOH = a mol dan mol CH 3 COO - = g mol.
LARUTAN PENYANGGA BASA
pH larutan penyangga basa bergantung pada tetapan ionisasi basa (Kb), dan perbandingan konsentrasi basa (lemah) dengan konsentrasi asam konjugasinya. Contoh larutan penyangga basa adalah campuran dari gas amonia (NH 3 ) dengan larutan amonium klorida (NH 4 Cl).
Amonia merupakan basa lemah, sehingga hanya terionisasi sebagian, sedangkan amonium klorida akan terionisasi sempurna. Jika terdapat b mol amonia dan g mol amonium klorida, maka susunan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H 2 O (l) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
NH 4 Cl (aq) --> NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Pada reaksi kesetimbangan amonia, harga tetapan ionisasi basa adalah sebagai berikut.
        sehingga 
Berdasarkan kedua reaksi di atas, NH 4 + dari amonium klorida akan menggeser kesetimbangan amonium, sehingga reaksi bergeser ke kiri dengan jumlah mol NH 4 + bertambah dari g menjadi (g + α) mol dan mol NH 3 dari b menjadi (b – α) mol. Karena besarnya α sangat kecil, maka pertambahan jumlah mol NH 4 + dan NH3 diabaikan, sehingga mol NH 3 = b mol, dan mol NH 4 + = g mol.

FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
·         Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) HbO 2 - + H +
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin.Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

II.Tujuan

a.    MENGETAHUI CARA PEMBUATAN BUFFER
b.    MENGETAHUI PRINSIP PRINSIP PERHITUNGAN KIMIA DALAM PEMBUATAN BUFFER
III.Metode
a.    Alat dan Bahan
            Alat  yang di gunakan dalam praktikum adalah beaker glass 50 mL,batang pengaduk,pipet tetes,label,gelas ukur,pipet ukur dan pH-meter.
            Bahan yang  di gunakan dalam praktikum adalah asam asetat 0,1 N,natrium asetat,Na2HPO4 0,0067 N,KH2PO4 0,067 N,larutan buffer 7 standar kalibrasi.
b.    Prosedur kerja
b.1  Pembuatan buffer standar asetat
            Larutan asam asetat 0,1 N dicampurkan dengan larutan natrium asetat 0,1 N dengan perbandingan yang telah di tentukan,setelah tercampur homogen,diukur pH larutan buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan secara matematis.
b.2  Pembuatan buffer standar fosfat
            Larutan Na2HPO4 0,067 N di campurkan dengan larutan KH2PO4 0,067 N dengan perbandingan volume yang di tentukan,Setelah tercampur homogen,di ukur pH buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya dalam lembar pengamatan lalu di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan harga pH buffer hasil perhitungan secara matematis.
Tabel Alat yang di gunakan dalam praktikum
1
Beaker Glass
Rp57500
+50
Rp 575
Di ambil beaker glass dengan hati hati
Di isi dengan bahan yg di gunakan
Setelah di gunakan buang bahan yg ada di dalamnya
Dicuci hingga bersih

2
Batang Pengaduk
Rp 6875
+40
Rp 68,75
Di ambil batang pengaduk
Di gunakan untuk mengaduk bahan kimia
Setelah di gunakan di cuci dan di bilas
3
Gelas Ukur
Rp133375
+20
Rp1333,75
Di ambil gelas ukur untuk mengukur volume larutan liat skala volume untuk menakar batas volume yg ingin di gunakan
4
Pipet Tetes
Rp 1150
+25
Rp11,5
Di ambil pipet tetes dengan hati hati kemudian di tekan bulb pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bulb kembali untuk mengeluarkan larutan
5
Pipet Ukur
RP78300
+20
Rp783
Di ambil pipet ukur dengan hati hati kemudian di putar alat penghisap larutan pada  pipet dan masukan pipet ke dalam wadah yg berisi larutan untuk mengambil larutan kemudian tekan bagian atas alat penghisap untuk mengeluarkan larutan
6
pH-Meter
Rp 428000
+35
Rp4280
Di hubungan alat pH-meter dengan sumber listrik bila ada,tekan tombol on pada alat kemudian tekan tombol kalibrasi sambil di masukan batang sensor dan lakukan kalibrasi dengan larutan standar pH 7,setelah di kalibrasi di masukan batang sensor ke dalam sampel uji

Tabel bahan yang di gunakan dalam praktikum
No
Nama Bahan
Gambar Molekul
Jumlah menurut modul
Jumlah real yang digunakan
Prediksi Harga
(Rp)
MSDS
Pengolahan Limbah
1
Asam asetat
600 mL
150 ml
Rp 4000/L
ada
Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair
2
Natrium asetat
400 mL
100 mL
Rp
ada
Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair
3
Na2HPO4
160 mL
40 mL
Rp
-
Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair
4
KH2PO4
340 mL
85 mL
Rp
-
Pada serbuk di dapat di buang langsung ke tempat pengolahan limbah padat untuk larutan dapat di kurangi konsentrasinya lalu di buat ke tempat penampungan limbah cair

MSDS asam asetat
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.
Bau: pedas, cuka-seperti, asam (Strong.)
Rasanya: Cuka, asam (Strong.)
Berat Molekul: 60,05 g / mol
Warna: tak berwarna. Jelas (Light.)
pH (1% soln / air): [. Asam] 2
Titik Didih: 118,1 ° C (244,6 ° F)
Melting Point: 16,6 ° C (61,9 ° F)
Kritis Suhu: 321,67 ° C (611 ° F)
Spesifik Gravity: 1,049 (Air = 1)
Tekanan Uap: 1.5 kPa (@ 20 ° C)
Kepadatan uap: 2.07 (udara = 1)
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: 0,48 ppm
Air / Minyak Dist. . Coeff: Produk ini lebih mudah larut dalam air; log (minyak / air) = -0.2
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil eter, aseton.
Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut dengan Gliserol, alkohol, Karbon Benzene,Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam disulfida Karbon.
Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit
hubungi (korosif, permeator), kontak mata (korosif). Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkinmenghasilkan iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, kemerahan scaling,, atau,sesekali, terik.
Potensi Efek Kesehatan kronis:Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi. Efek karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik
EFEK: Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa selaput, kulit, gigi. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ atau kontak yang lama dengan semprotan kabut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau berlangsung lama paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkus.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit :Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Seri
us:Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera perhatian.
Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian segera.
Serius Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika
sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Serius tertelan: Tidak tersedia.

Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:
Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan inert dan tempat kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik. Jika
diperlukan: Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
Tumpahan Besar:Mudah terbakar cair. Korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Stop bocor jika tanpa risiko. Jika
produk dalam bentuk padat: Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Jika produk dalam bentuk cair: Menyerap dengan bumi KERING, pasir atau non-materi yang mudah terbakar. Jangan sampai air di dalam kontainer. Menyerap dengan bahan inert dan menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah yang baik. Jangan menyentuh bahan tumpah. Gunakan air semprot tirai untuk mengalihkan melayang uap. Mencegahnya masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas; tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan bila dibuang. Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat. Hati-hati bahwa produk tidak hadir pada konsentrasi tingkat di atas NAB. Periksa NAB pada MSDS dan dengan pemerintah setempat.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Ground semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Tidak bernapas gas / asap / uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen, logam, asam, alkali.
Penyimpanan:
Simpan dalam area terpisah dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi
cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).

Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain untuk menjaga konsentrasi udara uap di bawah masing-masingambang batas nilai. Pastikan bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi kerja stasiun.
Pribadi Perlindungan:Splash kacamata. Sintetis celemek. Uap respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan(Tahan).
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai. Uap respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari
inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk

Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:
Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan pengendalian lingkungan.

MSDS Natrium Asetat

Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Granular, bubuk kristal.)
Bau: berbau ke asetat (Slight.)
Rasa: Tidak tersedia.
Berat Molekul: 82,03 g / mol
Warna: tak berwarna. Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 11
Titik didih: Tidak tersedia.
Melting Point: 324 ° C (615,2 ° F)
Suhu kritis: Tidak tersedia.
Spesifik Gravity: 1,528 (Air = 1)
Tekanan Uap: Tidak dipakai.
Kepadatan uap: Tidak tersedia.
Volatilitas: Tidak tersedia.
Bau Threshold: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff:. Tidak tersedia.
Ionicity (dalam air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.

Bagian 3: Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya jika terjadi proses menelan, dari inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan).
Potensi Efek Kesehatan kronis:Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.
PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Paparan berulang atau berkepanjangan tidak diketahui memperburuk kondisi medis.

Bagian 4: Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
Kulit
:Cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. dingin air dapat digunakan.
Kontak Kulit serius: Tidak tersedia.
inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis
perhatian jika gejala muncul.
Penghirupan serius: Tidak tersedia.
Tertelan:JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar
orang. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Serius tertelan: Tidak tersedia.

Bagian 6: Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tumpahan Kecil:Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan tumpah padat dalam wadah
pembuangan limbah nyaman. Jika perlu: Menetralisir residu dengan larutan encer asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan membuang sesuai dengan persyaratan otoritas lokal dan regional.
Tumpahan Besar:Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman. Menetralisir residu dengan larutan encer
asam asetat. Selesai membersihkan dengan menyebarkan air di permukaan yang terkontaminasi dan memungkinkan untuk mengevakuasi melalui sanitasisistem.

Bagian 7: Penanganan dan Penyimpanan
Tindakan pencegahan:Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Kontainer kosong menimbulkan risiko kebakaran, menguap residu di bawah
fume hood. Tanah semua bahan peralatan yang berisi. Jangan menelan. Jangan menghirup debu. Pakailah pakaian pelindung yang sesuai. Dikasus ventilasi tidak cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, asam.
Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup.
Bagian 8: Pengontrolan Pemaparan / Perlindungan Pribadi
Rekayasa Kontrol:Gunakan lampiran proses, ventilasi pembuangan lokal, atau kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah direkomendasikan
paparan batas. Jika operasi pengguna menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara
di bawah batas yang diperbolehkan.Pribadi Perlindungan: Kacamata pengaman. Lab mantel. Debu respirator. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara.Sarung tangan.
Pribadi Perlindungan di Kasus dari Tumpahan Besar:Splash kacamata. Penuh sesuai. Debu respirator. Boots. Sarung tangan. Sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindari
inhalasi produk. Pakaian pelindung yang disarankan mungkin tidak cukup; periksakan ke dokter spesialis SEBELUM penanganan produk.
Batas: Tidak tersedia.

Bagian 13: Pertimbangan Pembuangan
Limbah Pembuangan:Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan lokal peraturan pengendalian lingkungan


IV.Hasil dan Pembahasan
1.      Buffer Asetat
Percobaan
CH3COOH 0,1 N
CH3COONa 0,1 N
pH percobaan
pH teori
1
46,75 mL
3,75 mL
3,54
3,67
2
41 mL
9 mL
4,12
4,10
3
31,5 mL
18,5 mL
4,35
4,53
4
20 mL
30 mL
4,95
4,93
5
10,5 mL
39,5 mL
5,38
5,33

2.      Buffer Fosfat
Percobaan
Na2HPO4 0,067 N
KH2PO4 0,067 N
pH teknis
pH teori
1
12,5 mL
23,75 mL
5,47
5,58
2
3 mL
22 mL
5,28
5,99
3
6,625 mL
18,375 mL
5,60
6,42
4
12,5 mL
12,5 mL
6,13
6,86
5
17,875 mL
7,125 mL
6,45
7,26

Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH bila ditambahkan asam ataupun basa. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-). Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah asam asetat yang merupakan asam lemah dan garam natrium asetat yang merupakan basa konjugasinya.
Pada percobaan pembuatan larutan buffer, pH buffer asetat dan pH buffer fosfat tidak sesuai dengan pH menurut teori yang ada. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pH yang diharapkan dengan pH yang dihasilkan. Hal ini bisa jadi dikarenakan oleh kurang telitinya dalam pencampuran,ataupun kesalahan dalam perhitungan konsentrasi asam asetat dan natrium asetat yang digunakan dalam pembuatan larutan buffer. Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh pH meter. Low battery pada pH meter dapat menggangu pembacaan pH dan juga bisa juga disebabkan oleh rusaknya membrane gelas yang terdapat pada gelembung elektroda pH meter  Sehingga pembacan pH-nya tidak akurat.
Jika larutan buffer ditambahkan asam atau basa. Larutan tersebut mampu mempertahankan pHnya. Contohnya larutan buffer asetat ketika ditambahkan asam klorida larutan tersebut mampu mempertahankan pH-nya sehingga tidak terjadi perubahan pH yang signifikan. Hal ini terjadi karena ketika larutan buffer asetat ditambahkan asam klorida, komponen CH3COO- bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan asam klorida. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO- akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul CH3COOH akan meningkat (Anonim,B)
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Begitu juga, jika larutan buffer asetat ditambahkan basa dalam hal ini natrium hidroksida. komponen CH3COOH bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul CH3COOH akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO- akan meningkat (Anonim,B)
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)


Pada percobaan buffer fosfat terjadi reaksi :

Na2+ + HPO4- Na2HPO4
K+ + H2PO4- KH2PO4

Sistem buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4 2-) yang merupakan penerima hidrogen (basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikutnya:
H2PO4 -  ↔ H+ + HPO42-
Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat, keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hydrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hydrogen dan menghasilkan air).


V.Kesimpulan
              Kesimpulan dari praktikum ini adalah
  1. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan garam atau basa konjugasi. Larutan buffer asetat dapat dibuat dari campuran Asam asetat (CH3COOH) dan KH2PO4 sebagai asam lemahnya dan garam Natrium asetat (CH3COONa) dan Na2HPO4  sebagai basa konjugasinya.
  2. Larutan buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit asam atau basa. Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa konjugasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Day,RA and Underwood AL.1992.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,Jakarta;Erlangga
Hermanto,Sandra,Msi.2007.Petunjuk Praktikum Biokimia 1.Jakarta;UIN Syahid Jakarta
Koolman,Jan.1994.Biokimia.Jakarta;Hipokrates FKUI
Linggih,S.R dan P Wibowo.1988.Ringkasan kimia.Ganeca Exact Bandung;Bandung


1 comment:

Rinawdady said...

Terima kasih Ka Ali sudah berbagi ilmunya, sangat membantu :)